Suara.com - Pernahkah Anda bertanya-tanya tentang apa yang terjadi di dalam otak ketika sedang bahagia? Apa yang mendorong perasaan bahagia itu?
Ada empat bahan kimia yang dapat mendorong perasaan bahagia, yaitu dopamin, serotonin, endorfin, dan oksitosin.
Dilansir Insider, berikut penjabaran dari 'hormon bahagia' tersebut:
1. Dopamin
Dopamin merupakan neurotransmitter, tugasnya membantu otak mengirim pesan melalui sistem saraf ke berbagai bagian tubuh sehingga dapat 'berkomunikasi' satu sama lain.
Tidak hanya dalam gerakan fisik, dopamin juga penting untuk kesejahteraan umum. Misalnya, membantu Anda merasakan kesenangan, seperti saat sedang makan sesuatu yang enak atau mendengarkan lagu kesukaan.
2. Serotonin
Seperti dopamin, serotonin juga neurotransmitter yang membantu mengatur tidur, nafsu makan, dan suasana hati. Ini juga mengambat rasa sakit.
Penelitian menunjukkan aktivitas serotonin yang rendah berkaitan dengan depresi dan peningkatan risiko bunuh diri.
Baca Juga: Benarkah Ayam Broiler Diberi Hormon Pertumbuhan?
"Serotonin adalah bahan kimia penting ketika berbicara tentang depresi. Itulah sebabnya SSRI (selective serotonin reuptake inhibitors) diresepkan untuk membantu mengobati depresi karena mereka meningkatkan tingkat serotonin," kata Monica Starkman, MD, profesor emerita di Departemen Universitas Michigan dari Psikiatri.
3. Endorfin
Endorfin adalah molekul yang berhubungan dengan pereda nyeri dan perasaan nyaman yang diproduksi oleh kelenjar pituitari dan hipotalamus di otak.
Molekul ini berinteraksi dengan reseptor opiat otak, reseptor yang juga akan berperan saat Anda mengonsumsi obat berbahan opioid.
Endorfin memicu perasaan positif dalam tubuh dan dilepaskan setiap kali Anda melakukan sesuatu yang disukai, seperti olahraga, berhubungan seks, makan yang manis-manis, tertawa, dan mendengarkan musik.
"Endorfin dapat diproduksi saat olahraga, dan mereka tetap dalam aliran darah dan membuat kita merasa baik," kata Starkman.
4. Oksitosin
Oksitosin, hormon yang berhubungan dengan perilaku keibuan, menyusui, ikatan sosial, dan kenikmatan seksual, diproduksi di hipotalamus, atau 'pusat komando' otak, dan dilepaskan ke dalam darah melalui kelenjar pituitari atau ke bagian lain dari otak dan sumsum tulang belakang.
Pada akhirnya ini mengikat reseptor oksitosin, memengaruhi perilaku, dan fisiologi.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Apa Jabatan Nono Anwar Makarim? Ayah Nadiem Makarim yang Dikenal Anti Korupsi
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
Pilihan
-
Studi Banding Hemat Ala Konten Kreator: Wawancara DPR Jepang Bongkar Budaya Mundur Pejabat
-
Jurus Baru Menkeu Purbaya: Pindahkan Rp200 Triliun dari BI ke Bank, 'Paksa' Perbankan Genjot Kredit!
-
Sore: Istri dari Masa Depan Jadi Film Indonesia ke-27 yang Dikirim ke Oscar, Masuk Nominasi Gak Ya?
-
CELIOS Minta MUI Fatwakan Gaji Menteri Rangkap Jabatan: Halal, Haram, atau Syubhat?
-
Hipdut, Genre Baru yang Bikin Gen Z Ketagihan Dangdut
Terkini
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas