Suara.com - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menargetkan 67 persen dari total 160 juta penduduk Indonesia berusia 18 sampai 59 tahun mendapatkan vaksin Covid-19.
Dengan begitu akan ada kurang lebih 107 juta orang yang disasar untuk mendapatkan vaksin Covid-19.
“Vaksin Covid-19 sampai saat ini diperuntukkan kepada sasaran umur 18-59 tahun dan sehat," kata Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto dikutip dari situs resmi Kemenkes, Kamis (19/11/2020).
Menkes Terawan menjelaskan, yang dimaksud sehat artinya orang mendapatkan vaksin tidak boleh memiliki penyakit komorbid, bukan ibu hamil, dan yang sudah terkena infeksi SARS CoV-2.
Kriteria itu sesuai rekomemdasi dengan rekomendasi Komite Oenasihat Ahli Imunisasi atau ITAGI (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization).
Jumlah sasaran juga, menurut Menkes Terawan, sudah sesuai dengan rekomendasi dari Scientific Advisory Group for Emergencies (SAGE) WHO yang dilakukan secara bertahap.
Pelaksanaannya nanti dilakukan pendekatan melalui dua skema. Pertama melalui vaksin program dengan sasaran 32 juta lebih orang yang membutuhkan 73,96 juta dosis. Sesuai petunjuk WHO Indicate Rate Global untuk vaksin maka wastage rate-nya sebesar 15 persen.
Sedangkan skema kedua melalui vaksin mandiri dengan sasaran sekitar 75 juta orang yang membutuhkan 172,6 juta dosis (2 dosis per orang) dengan menambahkan wastage rate 15 persen.
Wastage rate termasuk antara lain vaksin sisa, tidak terpakai, rusak, hilang dan bisa dimanfaatkan sebagai buffer stock untuk kemungkinan kurang, kebutuhan emergency, dan relokasi antar daerah.
Baca Juga: Lembaga Eijkman Prediksi Vaksin Merah Putih Siap Meluncur Akhir Tahun 2021
Saat ini, Indonesia terlibat dalam pembuatan vaksin Sinovac asal China yang telah masuk fase 3 dengan pengujian terhadap 1.260 relawan.
Selain itu, vaksin Covid-19 Merah Putih yang dikembangkan secara mandiri di Indonesia ditargetkan akan mulai produksi pada 2021.
"Kita targetkan vaksin Merah Putih bisa diproduksi 2021. Faktor yang menjadi fokus pengembangan vaksin Merah Putih tentu keamanannya, kemudian tingkat efektivitasnya. Stabilitas vaksin Merah Putih itu sendiri, implementasi, hingga ketersediaannya nanti juga akan terus dipantau," kata ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek BRIN Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti
Berita Terkait
Terpopuler
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Harga Emas Naik Berturut-turut! Antam Tembus Rp 2,399 Juta di Pegadaian, Rekor Tertinggi
-
Pihak Israel Klaim Kantongi Janji Pejabat Kemenpora untuk Datang ke Jakarta
-
Siapa Artem Dolgopyat? Pemimpin Atlet Israel yang Bakal Geruduk Jakarta
-
Seruan Menggetarkan Patrick Kluivert Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
Terkini
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya