Suara.com - Ratu Danggut Elvy Sukaesih sempat divonis positif virus corona Covid-19 sekitar Agustus lalu. Untungnya pelantun "Gula-Gula" itu telah dinyatakan sembuh dari virus tersebut.
Meskipun telah dinyatakan sembuh, Elvy mengaku bahwa ia masih merasakan trauma akibat infeksi virus corona Covid-19. "Ya, itu tetap (trauma). Rasa sakit yang kemarin itu kayak menghantui, ada trauma jadinya," kata Elvy Sukaesih, saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, Kamis (19/11/2020).
Bukan hanya trauma, Elvy Sukaesih juga kerap merasa takut jika ia harus keluar rumah.
"Kalau lagi ada (gejala) kayak gini, eh dia Covid-19 lagi bukan sih?" terang pedangdut 69 tahun ini.
Trauma yang dialami oleh Elvy memang sering kali terlihat pada pasien sembuh Covid-19. Melansir dari Medical News Today, beberapa orang yang selamat dari Covid-19 mungkin mengalami trauma psikologis yang merupakan respons terhadap stres ekstrem.
Trauma tersebut dapat menyebabkan kecemasan, depresi, atau disasosiasi.
Beberapa orang yang mengalami trauma ini juga mengalami gangguan stres pasca-trauma (PTSD) yang menyebabkan gejala trauma bertahan lebih lama, termasuk munculnya kilas balik, mimpi buruk, dan hiperarousal. PTSD sangat mungkin terjadi pada orang yang perlu dirawat di ICU atau perawatan medis darurat.
Melansir dari Very Well Mind, rasa trauma pasien penyakit kronis telah dibahas dalam sebuah studi pada individu yang didiagnosis dengan SARS. Studi ini mengungkapkan bahwa orang yang selamat dari penyakit kronis lebih mungkin mengalami depresi, kecemasan, dan PTSD.
Orang-orang yang dinyatakan positif SARS dikarantina seperti dalam kasus Covid-19. Dan isolasi sosial tersebut tampaknya menjadi faktor utama yang memicu masalah kesehatan mental pasien sembuh SARS dan Covid-19.
Baca Juga: Melonjak! Pasien Corona di RSD Wisma Atlet Naik Jadi 3.037 Orang
Menurut National Institute of Mental Health (NIH), mereka yang menderita penyakit kronis lebih mungkin mengalami depresi. Beberapa metode yang bisa dilakukan untuk mengatasi trauma usai mengalami penyakit kronis seperti Covid-19 antara alin:
- Terapi, baik secara online atau secara langsung
- Memiliki kelompok pendukung untuk orang dengan kondisi tertentu
- Terjaring dengan kelompok penyintas untuk orang yang selamat dari Covid-19
- Lakukan aktivitas yang meredakan stres dan kecemasan, seperti yoga.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Mobil Bekas Sekelas Honda Jazz untuk Mahasiswa yang Lebih Murah
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 26 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 13 November: Klaim Ribuan Gems dan FootyVerse 111-113
- 5 Pilihan Bedak Padat Wardah untuk Samarkan Garis Halus Usia 40-an, Harga Terjangkau
- 5 Rekomendasi Sepatu Lokal Senyaman New Balance untuk Jalan Kaki Jauh
Pilihan
-
Bobibos Ramai Dibicarakan! Pakar: Wajib Lolos Uji Kelayakan Sebelum Dijual Massal
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
Terkini
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda