Suara.com - Indonesia bagian timur, seperti Nusa Tenggara Timur (NTT), termasuk wilayah dengan prevalensi stuting tertinggi di Indonesia. Saat ini sebanyak 270.000 anak di NTT mengalami stunting akibat permasalahan keamanan pangan, rendahnya makanan seimbang, serta sakit berulang.
Inilah yang akhirnya membuat Menkes Terawan Agus Putranto meresmikan Stunting Center of Excellence di Labuan Bajo, Manggarai Barat, NTT. Stunting Center of Excellence (CoE) dirancang sebagai pusat pelatihan dan inovasi untuk menurunkan angka stunting di provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi Indonesia, salah satunya NTT.
"Sangatlah tepat Stunting CoE didirikan di provinsi NTT, khususnya di Labuan Bajo, Manggarai Barat. Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 dan 2018, proporsi balita pendek tertinggi di Indonesia berada di propinsi NTT dengan 51,3 persen di tahun 2013 dan 42.6 perseb di tahun 2018,” ujar Menkes berdasarkan siaran pers Roche Indonesia, Rabu (25/11/2020).
Targetnya, Stunting CoE bisa menjangkau 21 puskesmas, 700 tenaga kesehatan, 1825 kader posyandu, dan sekitar 100.000 ibu dan anak di wilayah tersebut, agar secara cepat dan pasti stunting bisa teratasi di wilayah tersebut. Sehingga nantinya, kata Menkes Terawan, perbaikan gizi masyarakat yang masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2021-2024, dengan target prevalensi stunting turun 14 persen di 2024, bisa tercapai.
Stunting sendiri adalah kondisi malnutrisi kronis yang terjadi dalam periode emas pertumbuhan anak atau disebut 1.000 hari pertama kehidupan. Stunting membawa dampak jangka panjang terhadap pertumbuhan fisik anak, imunologi, kemampuan otak untuk berpikir, serta perkembangan osial ekonomi anak dimasa mendatang.
Stunting CoE sendiri dibiayai oleh Roche Indonesia, salah satu perusahaan farmasi dan diagnostik di Swiss, yang berfokus memperbaiki sistem kesehatan di negara yang bekerjasama.
“Kami yakin bahwa kemitraan dengan semua pihak sangat penting untuk mempercepat penurunan angka stunting di Indonesia. Dengan menginisiasi Stunting CoE, kami memperbarui kembali komitmen kemitraan kami dan mendukung upaya Pemerintah yang sangat bagus," ujar Presiden Direktur Roche Indonesia, dr. Ait-Allah Mejri.
Stunting CoE berfungsi menjadi pusat pelatihan tenaga kesehatan, dilengkapi dengan peraga yang berbasis bukti ilmiah. Selanjutnya tenaga kesehatan ini bisa menjadi pelatih di rumah sakit atau fasilitas kesehatan tempat mereka bekerja.
Adapun untuk kegiatan, sepenuhnya akan dijalankan oleh 1000 Days Fund, yaitu yayasan yang bekerjasama dengan komunitas lokal serta pusat pelayanan kesehatan di NTT selama dua tahun terakhir. Di Stunting CoE juga akan melakukan serangkaian pelatihan dan lokakarya dengan topik meliputi pemahaman tentang stunting, gizi dan alat peraga untuk ibu dan anak. CoE juga meningkatkan penggunaan perangkat pencegahan stunting seperti poster pintar, selimut cerdas, peraga kartu pintar serta kartu konvergensi desa.
Baca Juga: Kasus Stunting Terbanyak di Medan Utara, Aulia Rachman Mengaku Malu
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Perbedaan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia yang Sering Dianggap Sama
- Sulit Dibantah, Beredar Foto Diduga Ridwan Kamil dan Aura Kasih Liburan ke Eropa
- 5 Mobil SUV Bekas Terbaik di Bawah Rp 100 Juta, Keluarga Nyaman Pergi Jauh
- 13 Promo Makanan Spesial Hari Natal 2025, Banyak Diskon dan Paket Hemat
- 5 Mobil Bekas di Bawah 50 Juta Muat Banyak Keluarga, Murah tapi Mewah
Pilihan
-
Libur Nataru di Kota Solo: Volume Kendaraan Menurun, Rumah Jokowi Ramai Dikunjungi Wisatawan
-
Genjot Daya Beli Akhir Tahun, Pemerintah Percepat Penyaluran BLT Kesra untuk 29,9 Juta Keluarga
-
Genjot Konsumsi Akhir Tahun, Pemerintah Incar Perputaran Uang Rp110 Triliun
-
Penuhi Syarat Jadi Raja, PB XIV Hangabehi Genap Salat Jumat 7 Kali di Masjid Agung
-
Satu Indonesia ke Jogja, Euforia Wisata Akhir Tahun dengan Embel-embel Murah Meriah
Terkini
-
Gigi Goyang Saat Dewasa? Waspada! Ini Bukan Sekadar Tanda Biasa, Tapi Peringatan Serius dari Tubuh
-
Bali Menguat sebagai Pusat Wellness Asia, Standar Global Kesehatan Kian Jadi Kebutuhan
-
Susu Creamy Ala Hokkaido Tanpa Drama Perut: Solusi Nikmat buat yang Intoleransi Laktosa
-
Tak Melambat di Usia Lanjut, Rahasia The Siu Siu yang Tetap Aktif dan Bergerak
-
Rahasia Sendi Kuat di Usia Muda: Ini Nutrisi Wajib yang Perlu Dikonsumsi Sekarang
-
Ketika Anak Muda Jadi Garda Depan Pencegahan Penyakit Tak Menular
-
GTM pada Anak Tak Boleh Dianggap Sepele, Ini Langkah Orang Tua untuk Membantu Nafsu Makan
-
Waspada! Pria Alami Sperma Kosong hingga Sulit Punya Buat Hati, Dokter Ungkap Sebabnya
-
Standar Global Layanan Kesehatan Kian Ditentukan oleh Infrastruktur Rumah Sakit
-
Gaya Hidup Anak Muda: Nongkrong, Makan Enak, Tapi Kolesterol Jangan Lupa Dicek