Suara.com - Pandemi yang telah berlangsung di Indonesia hampir setahun dan telah mencapai kurang lebih setengah juta kasus. Namun kasus yang tinggi nyatanya tak membuat orang kembali tertib pada protokol kesehatan seperti di awal wabah.
"Orang-orang kelelahan setelah berbulan-bulan tidak dapat bersosialisasi, membuat mereka lebih mudah mengabaikan meningkatnya jumlah kasus Covid-19 selama proses pengambilan keputusan," kata Melissa Auerbach, asisten profesor psikologi di Temple University seperti yang dikutip dari Medical Xpress.
"Orang memiliki sumber daya mental yang terbatas untuk pengendalian diri," kata Auerbach.
Melansir dari Medical Xpress, selama pandemi, orang-orang mengalami faktor yang mengurangi kendali diri, seperti resesi, virus itu sendiri, dan tidak dapat bersosialisasi seperti dulu.
"Jika ada pesan nasional yang lebih kuat, orang mungkin lebih reseptif untuk membatasi perilaku mereka," kata Auerbach.
"Tapi saat ini tidak ada, jadi mereka mencari penelitian dan berita untuk menemukan fakta dan mungkin mengikuti apa yang mereka lihat muncul di feed berita mereka," imbuhnya.
Alasan lain mengapa orang melakukan perilaku berisiko adalah karena mereka memiliki lebih banyak pengalaman di mana mereka mengambil risiko, seperti pergi makan malam atau melepas masker di rumah teman tanpa tertular.
"Pengalaman itu lebih kuat dalam membentuk perilaku daripada mendengar informasi langsung tentang kemungkinan jatuh sakit atau menulari orang lain,"Elizabeth kata Gosch, seorang profesor psikologi di Philadelphia School of Osteopathic Medicine.
"Bagi kebanyakan orang, jumlah yang dilaporkan dari mereka yang meninggal karena Covid-19 adalah konsep abstrak, setelah berbulan-bulan pandemi banyak orang juga kehilangan rasa takutnya," kata Gosch.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka Tingkatkan Kasus di Banyak Negara, Bisakah Dikendalikan?
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja