Suara.com - Vaksin Astrazeneca yang dikembangkan oleh Universitas Oxford salah satu kandidat terkuat untuk mengatasi virus corona Covid-19, selain vaksin Pfizer dan vaksin Moderna.
Tapi, kendala selama uji coba vaksin Astrazeneca menunjukkan tingkat efektivitas yang tidak benar. Bahkan uji coba sempat terhenti karena komplikasi neurologis.
Seminggu lalu, sukarelawan vaksin dari India mengaku mengalami masalah neurologis setelah mendapatkan suntikan vaksin Astrazeneca. Ia pun sampai pergi ke rumah sakit untuk mengatasi efek samping vaksin Astrazeneca tersebut.
Sementara itu dilansir dari Times of India, perusahaan farmasi yang membuat vaksin itu telah berulang kali menjamin keamanan produknya.
Karena itu, uji coba fase III vaksin virus corona sangat penting untuk menemukan efek sampingnya. Berikut ini beberapa poin penting dari uji coba vaksin Oxford.
1. Kesalahan menentukan dosis yang tepat
Dalam proses uji coba vaksin Oxford, para ahli sempat salah memberikan dosis yang tepat dan efektif pada sukarelawannya.
Kesalahan memberikan vaksin Oxford hanya setengah dosis ini membuat para sukarelawan melaporkan efek samping dan komplikasi yang dihasilkan.
Meski demikian, kesalahan dalam memberikan dosis vaksin menyebabkan keterlambatan dan efek kesehatan yang berbahaya.
Baca Juga: Benarkah Vitamin dan Mineral Bisa Cegah Virus Corona?
2. Tingkat kemanjuran baik
Vaksin Oxford ini memiliki banyak pro dan kontra, terutama terkait efek sampingnya. Tapi, vaksin Oxford ini tetap menjadi pilihan terbaik untuk membasmi virus corona Covid-19.
Vaksin tersebut memiliki tingkat kemanjuran yang lebih kuat dari 60%. Selain itu, vaksin Oxford juga memiliki keunggulan lain, termasuk imunogenisitas dan respon tolerabilitas, yang berarti vaksin masih dapat memberikan hasil cukup dan sesuai keinginan.
3. Hasil uji coba tahap III
Kemanan dan efek samping vaksin maupun obat perlu dipastikan dalam uji coba skala besar. Karena itu, obat dan vaksin tidak diluncurkan untuk digunakan publik sebelum melalui uji coba tahap III.
Uji coba Tahap III membantu mengidentifikasi kemungkinan masalah, efek samping dan komplikasi untuk mengukur tingkat keamanannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah