Suara.com - Iyut Bing Slamer kembali ditangkap atas kasus penyalagunaan narkoba. Artis senior itu diamankan diduga atas narkoba jenis sabu.
Ini bukan kali pertama Iyut Bing Slamet tersandung kasus narkoba. Sebelumnya di 2011 Iyut sempat tersandung kasus serupa.
Pada kasus kali ini, Iyut ditangkap oleh Satuan Reserse Narkoba Polres Jakarta Selatan tadi malam. Saat ini, Iyut sedang dalam penyelidikan di Polres Jakarta Selatan.
Mengingat ini bukan kasus yang pertama, lantas mengapa orang sulit berhenti dari penyalagunaan sabu? Dilansir dari Granite Recovery, Sabu atau metamfetamin sendiri disebut sebagai salah satu dari lima besar obat paling adiktif.
Meskipun seorang mungkin untuk menggunakan sabu hanya sekali tanpa kecanduan, tapi itu sangat jarang. Sebagian besar pemakai sabu menjadi kecanduan narkoba, apalagi setelah dipakai beberapa kali.
Seseorang yang kecanduan sabu memiliki ketergantungan fisik dan mental pada obat yang membuat mereka sulit untuk berhenti menggunakannya. Namun, menemukan kecanduan bisa jadi sulit.
Banyak orang dengan kecanduan membohongi diri sendiri karena tidak mau mengakui bahwa mereka mempunyai masalah.
Penarikan diri sangat erat kaitannya dengan kecanduan sabu, jadi akan sangat membantu untuk memahami cara kerjanya. Penarikan terjadi ketika otak Anda mengembangkan ketergantungan pada sabu.
Karena otak terbiasa mendapatkan dopamin ekstra dari sabu-sabu, otak mungkin berhenti memproduksi sendiri saat mencoba mengembangkan keseimbangan yang lebih stabil.
Baca Juga: Profil Artis Iyut Bing Slamet yang Ditangkap Polisi karena Narkoba
Kemudian, ketika Anda berhenti menggunakan sabu-sabu, Anda akhirnya merasa sangat sakit.
Gejala penarikan sabu biasanya dimulai 24 jam setelah menggunakannya, dan dikaitkan dengan gejala seperti kelelahan, kecemasan, depresi, nafsu makan meningkat, dan nyeri otot.
Penarikan bisa berlangsung hingga satu bulan. Ini bisa sangat intens, sehingga banyak orang dengan kecanduan tetap menggunakan sabu hanya untuk menghindari penarikan. Hal ini dapat semakin mempersulit Anda untuk mengatasi kecanduan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Djamari Chaniago: Jenderal yang Dulu Pecat Prabowo, Kini Jadi Kandidat Kuat Menko Polkam
Pilihan
-
Jaminan Laga Seru! Ini Link Live Streaming Bayern Munchen vs Chelsea
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan