Suara.com - Pemerintah Indonesia disebut tekah menyusun prioritas kelompok yang akan mendapatkan vaksin Covid-19. Dari sejumlah kelompok, salah satu yang jadi prioritas ialah tenaga kesehatan. Keputusan tentu bukan tanpa alasan.
Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan SKM., MDM., menjelaskan bahwa dalam kondisi darurat seperti pandemi Covid-19, vaksin harus didahulukan untuk kelompok yang paling berisiko.
"Sebenarnya yang harus didahulukan mereka yang berisiko entah karena posisinya, usia, atau pekerjaannya. Indonesia, Kementerian Kesehatan sudah berikan aturan bahwa yang pertama mendapatkan vaksin petugas medis yang merupakan para petugas yang langsung berikan pelayanan kepada pasien Covid-19," kata Ede dalam webinar Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Kamis (10/12/2020).
"Ini tentu saja tujuannya membentengi mereka supaya segera punya kekebalan dan tidak mudah tertular. Sehingga bisa maksimal dalam berikan pelayanan Covid-19," imbuh Ede.
Namun walaupun vaksinasi telah diberikan, ia mengingatkan agar tenaga medis harus tetap bersikap waspada dan hati-hati. Setiap muncul keluhan sakit apa pun harus segera dideteksi agar bisa segera ditangani.
"Karena kalau tenaga medis sakit maka dia harus istirahat 14 hari dan lakukan isolasi. Artinya, dia nanti tugasnya tidak ada yang melayani, akan kosong, mencari petugas lain yang mungkin tidak mudah, apalagi kalau sampai meninggal. Karena itulah mungkin kenapa vaksin diberikan ke petugas medis dulu," paparnya.
Seperti diketahi, Indonesia telah mendapat 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan Sinovac, China. Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan distribusi vaksin masih menunggu izin Emergency Use of Authorization (EUA) yang akan dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (POM).
"Badan POM tentunya berusaha memastikan agar uji yang dilakukan terhadap vaksin dapat sesuai standar dan waktu yang direncanakan," ujar Wiku di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (8/12/2020).
Pemberian vaksin, lanjut Wiku, diprioritaskan bagi kelompok yang berisiko tinggi dan rentan tertular Covid-19. Ia memaparkan bahwa vaksin sebanyak 1,2 juta dosis itu setara untuk 600 juta orang.
Baca Juga: Inggris Mulai Vaksinasi Massal Covid-19
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
- Nasib Aiptu Rajamuddin Usai Anaknya Pukuli Guru, Diperiksa Propam: Kau Bikin Malu Saya!
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
Pilihan
-
Menkeu Purbaya Janji Lindungi Industri Rokok Lokal, Mau Evaluasi Cukai Hingga Berantas Rokok China
-
Usai Dicopot dari Kepala PCO, Danantara Tunjuk Hasan Nasbi jadi Komisaris Pertamina
-
4 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Baterai Besar Minimal 6000 mAh, Terbaik September 2025
-
Menkeu Purbaya Tak Mau Naikkan Tarif Listrik Meski Subsidi Berkurang
-
Ratu Tisha Lengser: Apa yang Sebenarnya Terjadi di Balik Layar PSSI?
Terkini
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental