Suara.com - Satgas Covid-19 mengeluarkan Surat Edaran (SE) untuk perjalanan selama liburan Natal dan Tahun Baru. Salah satu isi dari SE tersebut mengharuskan agar warga melakukan test rapid antigen atau swab antigen sebelum berpergian.
Apakah pemilihan tes antigen sudah jadi pilihan yang tepat?
Melansir dari Medical Xpress, pengujian antigen bisa menjadi alternatif yang dapat diandalkan. Hal ini dinyatakan dalam penelitian dari tim peneliti dari Charité - Universitätsmedizin Berlin dan Rumah Sakit Universitas Heidelberg yang telah dipublikasikan pada European Respiratory Journal.
Tes antigen sendiri dilakukan dengan menggunakan usap nasofaring yang dikumpulkan oleh profesional kesehatan. Tes cepat ini mungkin kurang dapat diandalkan dibandingkan dengan tes PCR, tetapi kecepatan dan kesederhanaannya menjadikannya tes ini dapat menjadi alternatif tepat dalam mengurangi risiko penularan.
Pada penelitian tersebut, peserta diinstruksikan untuk memasukkan kapas ke dalam kedua lubang hidung mereka sedalam 2 sampai 3 cm, memutarnya ke dinding hidung selama 15 detik. Kedua sampel usap dianalisis di tempat menggunakan uji antigen cepat yang tersedia secara komersial yang disetujui untuk digunakan di Jerman.
Studi ini menunjukkan bahwa tes nasofaring dengan antigen bisa sama efektifnya dengan swab jika pengujian lebih teliti. Namun di sisi lain, hasil tes antigen cepat yang menunjukkan positif harus dikonfirmasi lebih lanjut dengan PCR.
"Tes antigen cepat adalah sumber daya tambahan yang signifikan untuk melengkapi kapasitas pengujian berbasis PCR kami yang tegang," kata Prof. Dr. Frank Mockenhaupt, Penjabat Direktur Institut Pengobatan Tropis dan Kesehatan Internasional Charité.
Sayangnya tes ini tidak cukup umum menjadi pilihan karena tes yang harus menggunakan metode nasofaring. Menurut Prof. Frank Mockenhaupt, tes antigen sering kali tak dipilih karena dua alasan.
"Pertama, kebanyakan orang merasa swab nasofaring tidak nyaman, ini yang membuat orang cenderung menghindari pengujian rutin," ujar dokter Mockenhaupt.
Baca Juga: Kasus Corona Batam: Akumulasi Pasien Sembuh Capai 4.257 Orang
"Kedua, swab mengikat sumber daya staf, rumit dan memakan waktu, dan memerlukan penggunaan alat pelindung diri," imbuhnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
-
Cuma Mampu Kurangi Pengangguran 4.000 Orang, BPS Rilis Data yang Bikin Kening Prabowo Berkerut
-
Rugi Triliunan! Emiten Grup Djarum, Blibli PHK 270 Karyawan
-
Angka Pengangguran Indonesia Tembus 7,46 Juta, Cuma Turun 4.000 Orang Setahun!
Terkini
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya
-
Mitos atau Fakta: Biopsi Bisa Bikin Kanker Payudara Menyebar? Ini Kata Ahli
-
Stroke Mengintai, Kenali FAST yang Bisa Selamatkan Nyawa dalam 4,5 Jam!