Suara.com - Artis sekaligus pedangdut Dewi Persik dinyatakan positif Covid-19, dan salah satu gejala yang dialaminya adalah terjadinya ruam kulit, atau bercak kemerahan pada kulit wajah. Akibatnya, banyak yang menghubungkan artis yang akrab disapa DP itu terinfeksi varian baru virus corona penyebab sakit Covid-19. Benarkah demikian?
Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman (LBME), Prof. Amin Soebandrio menanggapi spekulasi yang ramai beredar ini. Menurutnya, gejala ruam kulit yang dialami pasien Covid-19 bukan hanya terjadi karena varian baru virus corona, tapi juga pada varian sebelumnya.
"Sebetulnya ruam kulit ini sudah dilaporkan cukup lama, bukan karena varian baru. Ruam kulit udah menjadi salah satu gejala Covid-19," ujar Prof. Amin saat dihubungi suara.com, Sabtu (26/12/2020).
Prof. Amin mengingatkan ruam kulit adalah reaksi tubuh yang bisa disebabkan oleh berbagai hal, bukan hanya disebabkan varian baru atau varian lama virus corona, tapi bisa disebabkan virus lainnya.
"Sama seperti orang batuk, kan tidak selalu Covid-19. Dan ruam kulit itu bisa terjadi tidak hanya karena virus corona. Kita menyebutnya ruam kulit yang disebabkan karena virus. Mengingat beberapa virus juga menyebabkan ruam kulit," jelas Guru Besar Mikrobiologi Klinik Universitas Indonesia itu.
Lebih jauh ia juga mengingatkan jika ruam kulit juga bukan tanda dari keparahan sakit Covid-19, dan itu hanya sekedar salah satu gejala semata.
Fakta ini selaras dengan hasil penelitian sementara terkait varian baru virus Corona, yang menunjukkan belum ada bukti varian baru mempengaruhi tingkat keparahan seseorang yang terinfeksi.
Hanya saja bukti menunjukkan jika varian ini bisa menular 70 persen lebih cepat, dari varian yang sudah ada sebelumnya.
Keberadaan varian baru juga seharusnya kata Prof Amin, bisa meningkatkan kewaspadaan masyakarat dengan semakin menjalankan protokol kesehatan 3M, menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Dan bukan sebaliknya, varian baru malah membuat masyarakat panik dan ketakutan.
Baca Juga: Studi: Varian Baru Virus Corona Berisiko Sebabkan Banyak Kematian
"Intinya kita harus waspada tidak perlu panik, tidak membuat kaitan yang tidak perlu terkait varian baru," tutupnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
Pilihan
-
Pertamax Tetap, Daftar Harga BBM yang Naik Mulai 1 Oktober
-
Lowongan Kerja PLN untuk Lulusan D3 hingga S2, Cek Cara Daftarnya
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
Terkini
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!