Suara.com - Sejak pandemi virus corona Covid-19, banyak orang yang menghabiskan waktu berdiam diri di dalam rumah. Sebagian besar orang mungkin lebih sering duduk karena bekerja dari rumah atau lainnya.
Namun, Anda perlu berhati-hati bila memiliki risiko mengalami trombosis vena dalam (DVT). Hal ini bukan disebabkan oleh duduk terlalu lama selama WFH (work from home) .
Sebaliknya, penambahan berat badan yang memperburuk obesitas bisa membuat Anda berisiko mengalami trombosis vena dalam.
Pada dasarnya dilansir dari CNA Lifestyle, DVT terjadi ketika gumpalan darah di pembuluh darah mengalir ke organ-organ utama, menghalangi aliran darah dan menyebabkan banyak masalah.
Masalah yang ditimbulkan pun tergantung di mana gumpalan itu berakhir, misalnya jantung, otak atau paru-paru. Gumpalan itu bisa menyebabkan serangan jantung, stroke atau kesulitan bernapas.
Pembekuan atau gumpalan darah yang dimulai di vena adalag tromboemboli vena atau VTE. Dr Yap Eng Soo, konsultan senior di Departemen Hematologi-Onkologi di National University Cancer Institute, Singapura, mengatakan kondisi ini bisa dikenal sebagai DVT atau pulmonary embolism (PE).
"DVT terjadi ketika gumpalan darah terbentuk di satu atau lebih vena dalam di tubuh, biasanya di kaki. Jika gumpalan darah terbentuk di arteri paru-paru atau gumpalan berpindah dari vena dalam kaki ke arteri paru-paru disebut emboli paru (PE)," katanya
Dr Tan Chuen Wen, seorang konsultan di Departemen Hematologi Rumah Sakit Umum Singapura (SGH), PE memiliki tingkat kematian sekitar 10 persen hingga 30 persen.
Jika Anda melihat pembengkakan di kaki dan sensasi kram atau nyeri di betis, Anda bisa jadi mengalami DVT. Menurut Dr Yap, DVT juga dapat menyebabkan kemerahan atau perubahan warna pada bagian kaki yang terkena bersamaan dengan sensasi hangat.
Baca Juga: Olahraga 11 Menit Sehari Bisa Turunkan Risiko Kesehatan Akibat Sering Duduk
Di sisi lain, PE dapat muncul paling sering dengan sesak napas mendadak, nyeri dada yang memburuk saat bernapas, tekanan darah rendah, kecemasan, pusing, detak jantung tidak teratur dan palpitasi.
Menurut American Heart Association, pasien yang berusia lebih dari 40 tahun berisiko lebih tinggi terkena tromboemboli vena. Bahkan risiko itu berlipat ganda setiap dekade berikutnya.
Berita Terkait
-
Kredibilitas Verrell Bramasta Jadi Caleg Diragukan, Publik Colek Najwa Shihab Agar Wawancarai Anak Venna Melinda
-
Gumpalan Darah Besar Saat Haid Bahaya Enggak Sih? Ini Kata Dokter Obgyn
-
Unggah Foto Berhijab, Dhena Devanka: Mohon Doa Semoga Disegerakan
-
Wuhan Promosikan Pariwisatanya, Warganet di Twitter Malah Ngamuk Ingat Awal Mula Virus Corona
-
Aksi Protes Pembatasan COVID-19 di China dan Penangkapan Jurnalis, Ribuan Massa Turun ke Jalan
Terpopuler
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
PSSI Protes AFC, Wasit Laga Timnas Indonesia di Ronde 4 Kok dari Timur Tengah?
-
Kuliah di Amerika, Tapi Bahasa Inggris Anak Pejabat Ini Malah Jadi Bahan Ledekan Netizen
-
Shell Rumahkan Karyawan, BP Tutup 10 SPBU Akibat BBM Langka Berlarut-larut
-
Menkeu Purbaya Sindir Dirut Bank BUMN: Mereka Pintar Cuma Malas, Sabtu-Minggu Main Golf Kali!
Terkini
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?