Suara.com - Pakar infeksi menular di China mengaku cukup puas atas hasil uji klinis tahap akhir vaksin Sinovac yang 100 persen efektif mencegah infeksi parah dan sedang dan 77,96 persen efektif mencegah infeksi ringan dengan tingkat kemanjuran secara keseluruhan 50,4 persen.
"Hasil uji vaksin tersebut yang mampu 100 persen mencegah penyakit parah pada populasi berisiko tinggi, dan secara efektif mengontrol morbiditas, serta melindungi setidaknya 50 persen orang dari infeksi, itu sudah cukup baik," kata Direktur Departemen Infeksi Menular Rumah Sakit Utama Peking University, Wang Guiqiang, dikutip media resmi setempat, Rabu.
Sinovac yang memberikan nama produknya dengan CoronaVac mempersyaratkan penerima vaksin mendapatkan dua kali suntikan dalam 14 hari.
Jika tidak ada efek samping, maka tingkat kemanjurannya sangat tinggi, demikian Wang.
"Saat ini perusahaan tersebut mempersyaratkan program vaksinasi 0-14 (dosis pertama pada hari pertama, dosis kedua pada hari ke-14). Namun hal ini kemungkinan tidak memberikan antibodi pada level tertinggi. Tapi secara keseluruhan cukup bagus," ujarnya.
Menurut dia, sejumlah perusahaan mengusulkan program 0-21 (vaksin pertama diberikan pada hari kedua, dan vaksin kedua pada hari ke-21).
Efek sistemik yang paling sering terjadi berupa sakit kepala dan mialgia atau nyeri otot yang dianggap tidak mengganggu rutinitas harian penerima vaksin.
Hampir semua penerima vaksin Sinovac di Brazil merupakan petugas medis berisiko tinggi yang hasilnya 77,96 efektif melindungi kasus ringan.
Vaksin tersebut dapat mengurangi 78 persen orang yang membutuhkan rawat inap. Kami sekarang punya salah satu vaksin terbaik di dunia, demikian Direktur Butantan Institute di Brazil, Dimas Covas, dikutip Global Times.
Baca Juga: Curhat Batuk Depan Dokter saat Vaksin Corona, Jokowi: Seperti Ini Uhuk!
Hasil uji klinis tahap akhir juga sedang dilakukan di Turki dan Indonesia. (Sumber: Antara)
Berita Terkait
-
Curhat Batuk Depan Dokter saat Vaksin Corona, Jokowi: Seperti Ini Uhuk!
-
Suntik Vaksin Jokowi di Depan Publik, Tangan Dokter Abdul Muthalib Gemetar
-
Suntik Vaksin Perdana ke Jokowi, Dokter Abdul Muthalib: Agak Gemetar
-
Reaksi Raffi Ahmad Usai Disuntik Vaksin Covid-19
-
Ketua IDI Berharap Vaksinasi Covid-19 Ringankan Beban Tenaga Kesehatan
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah