Suara.com - Angka tenaga kesehatan yang meninggal dunia akibat Covid-19 terus bertambah. Hingga 13 Januari 2021, ada 594 tenaga kesehatan atau nakes yang meninggal dunia karena terinfeksi virus corona jenis baru tersebut.
Awalnya, ruang ganti, kualitas dan ketersediaan stok alat pelindung diri atau APD dianggap sebagai penyebab banyaknya nakes yang terinfeksi dan gugur akibat Covid-19.
Namun menurut Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19, Prof. Zubairi Djoerban, saat ini alasan tersebut sudah tak lagi berdasar.
"Tapi hal ini sudah ditanggulangi dan dokter jadi jauh lebih hati-hati. Termasuk soal APD. Sekarang, hampir semua APD untuk dokter punya standar yang bagus," ujar Prof. Zubairi melalui cuitannya di Twitter, dikutip Suara.com, Kamis (15/1/2021).
Dibanding awal pandemi, menurut Prof. Zubairi para nakes termasuk dokter sudah lebih sadar dan disiplin saat proses pemakaian dan pelepasan APD.
Ia menduga ada beberapa faktor yang membuat nakes termasuk dokter tertular Covid-19, salah satunya dari sopir pengantar dokter.
"Misalnya tertular dari driver. Ada sejawat saya yang tertular dari mereka. Terlihat sepele memang. Tapi ada baiknya driver ini memakai face shield dan masker. Meskipun driver itu sudah lama bekerja dengan kita dan bisa dipercaya, tetap saja harus prokes ketat," jelas Prof. Zubairi.
Profesor Zubairi juga berasumsi kebiasaan menggunakan kendaraan umum juga berpengaruh.
"Bagi dokter dan nakes yang memakai kendaraan umum, juga harus pakai proteksi dobel: masker dan face shield. Karena pada jam sibuk, seperti KRL, ya penuh. Susah untuk berjarak. Ini riskan juga untuk mereka dan masyarakat yang didekatnya," terang Profesor Penyakit Dalam di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) itu.
Baca Juga: Raffi Ahmad Minta Maaf, Pimpinan DPR: Bagus Kalau Sudah Menyadari Kesalahan
Profesor yang berpraktik di RS Kramat 128 itu sangat berharap Indonesia tidak lagi kehilangan para nakes, yang sangat dibutuhkan dalam penanganan pandemi Covid-19.
"Syukurnya ada rencana 4 ribu dokter yang sudah lulus akan diberi izin khusus untuk bantu tangani Covid-19. Tapi masih rencana," ungkapnya.
"Bismillah tambahan tenaga itu terealisasi. Sehingga, sembari melakukan vaksinasi, ada tenaga baru yang membantu, dan ancaman burnout syndrome tidak sampai terjadi," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Serum Vitamin C yang Bisa Hilangkan Flek Hitam, Cocok untuk Usia 40 Tahun
- Sunscreen untuk Usia 50-an Sebaiknya SPF Berapa? Cek 5 Rekomendasi yang Layak Dicoba
- 5 Mobil Diesel Bekas Mulai 50 Jutaan Selain Isuzu Panther, Keren dan Tangguh!
- Harta Kekayaan Abdul Wahid, Gubernur Riau yang Ikut Ditangkap KPK
- 5 Mobil Eropa Bekas Mulai 50 Jutaan, Warisan Mewah dan Berkelas
Pilihan
-
6 Kasus Sengketa Tanah Paling Menyita Perhatian di Makassar Sepanjang 2025
-
6 HP Memori 128 GB Paling Murah Terbaru 2025 yang Cocok untuk Segala Kebutuhan
-
4 Rekomendasi Tablet RAM 8 GB Paling Murah, Multitasking Lancar Bisa Gantikan Laptop
-
Jusuf Kalla Peringatkan Lippo: Jangan Main-Main di Makassar!
-
Korban PHK Masih Sumbang Ratusan Ribu Pengangguran! Industri Pengolahan Paling Parah
Terkini
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa
-
Timbangan Bukan Segalanya: Rahasia di Balik Tubuh Bugar Tanpa Obsesi Angka
-
Terobosan Baru Atasi Kebutaan: Obat Faricimab Kurangi Suntikan Mata Hingga 75%!
-
5 Pilihan Obat Batu Ginjal Berbahan Herbal, Aman untuk Kesehatan Ginjal dan Ampuh
-
Catat Prestasi, Tiga Tahun Beruntun REJURAN Indonesia Jadi Top Global Distributor
-
Mengenal UKA, Solusi Canggih Atasi Nyeri Lutut dengan Luka Minimal
-
Indonesia di Ambang Krisis Dengue: Bisakah Zero Kematian Tercapai di 2030?
-
Sakit dan Trauma Akibat Infus Gagal? USG Jadi Solusi Aman Akses Pembuluh Darah!
-
Dokter Ungkap Fakta Mengejutkan soal Infertilitas Pria dan Solusinya