Suara.com - Selama pandemi Covid-19 banyak orang mengalami stres dan juga depresi. Dalam situasi pandemi yang tidak pasti, banyak masyarakat yang mengalami masalah kesehatan mental .
Kini saat sejumlah negara telah memulai program vaksinasi Covid-19, ada sebuah kekhawatiran bahwa stres bisa menurunkan efikasi vaksin Covid-19. Tapi benarkah?
Dilansir dari Healthshots, vaksin adalah salah satu kemajuan teraman dan paling efektif dalam sejarah medis, melindungi masyarakat dari berbagai penyakit yang merusak, termasuk cacar dan polio.
Kunci keberhasilan mereka, bagaimanapun, adalah memastikan bahwa persentase kritis dari populasi divaksinasi secara efektif untuk mencapai apa yang disebut kekebalan kelompok.
Meskipun pengujian ketat telah menunjukkan bahwa vaksin covid-19 yang disetujui untuk didistribusikan di Amerika Serikat sangat efektif dalam menghasilkan respons imun yang kuat, tidak semua orang akan segera mendapatkan manfaat penuhnya.
Faktor lingkungan, serta genetika dan kesehatan fisik dan mental individu, dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh, memperlambat respons terhadap vaksin.
Ini sangat meresahkan karena virus corona baru terus berkecamuk di seluruh dunia, memicu krisis kesehatan mental bersamaan karena orang-orang menghadapi isolasi, tekanan ekonomi, dan ketidakpastian tentang masa depan. Tantangan ini adalah faktor yang sama yang sebelumnya telah terbukti melemahkan kemanjuran vaksin, terutama di kalangan lansia.
“Selain korban fisik COVID-19, pandemi memiliki komponen kesehatan mental yang sama-sama mengganggu, menyebabkan kecemasan dan depresi, di antara banyak masalah terkait lainnya. Stres emosional seperti ini dapat memengaruhi sistem kekebalan seseorang, mengganggu kemampuan mereka untuk menangkal infeksi, ”kata Annelise Madison, seorang peneliti di The Ohio State University dan penulis utama makalah tersebut.
“Studi baru kami menyoroti kemanjuran vaksin dan bagaimana perilaku kesehatan dan pemicu stres emosional dapat mengubah kemampuan tubuh untuk mengembangkan respons imun. Masalahnya, pandemi itu sendiri dapat memperkuat faktor risiko ini, ”tambahnya.
Baca Juga: 44 Nakes Mangkir Suntik Vaksin Covid-19, Ini Kata Wakil Wali Kota Bandung
Vaksin bekerja dengan menantang sistem kekebalan. Dalam beberapa jam setelah vaksinasi, terdapat respons imun bawaan dan umum pada tingkat sel saat tubuh mulai mengenali potensi ancaman biologis.
Respon garis depan oleh sistem kekebalan ini pada akhirnya dibantu oleh produksi antibodi, yang menargetkan patogen tertentu. Ini adalah produksi antibodi yang berkelanjutan yang membantu untuk menentukan seberapa efektif vaksin dalam memberikan perlindungan jangka panjang.
"Dalam penelitian kami, kami sangat fokus pada respons antibodi, meskipun itu hanya salah satu aspek dari respons sistem kekebalan adaptif," kata Janice Kiecolt-Glaser, direktur Institute for Behavioral Medicine Research di The Ohio State University dan penulis senior. di atas kertas.
Kabar baiknya, menurut para peneliti, vaksin covid-19 yang sudah beredar sekitar 95 persen efektif. Meski begitu, faktor psikologis dan perilaku ini dapat memperpanjang waktu yang dibutuhkan untuk mengembangkan kekebalan dan dapat memperpendek durasi kekebalan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
-
Proyek Ponpes Al Khoziny dari Tahun 2015-2024 Terekam, Tiang Penyangga Terlalu Kecil?
-
Evakuasi Ponpes Al-Khoziny: Nihil Tanda Kehidupan, Alat Berat Dikerahkan Diirigi Tangis
Terkini
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama