Suara.com - Vaksinasi Covid-19 di Indonesia menggunakan vaksin buatan Sinovac sudah dimulai sejak 13 Januari 2021 lalu. Meski terdaftar sebagai penerima vaksin, orang dengan hipertensi tidak terkontrol tidak akan bisa diberikan vaksinasi.
Ketua POKJA Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PP PDPD) dr. Erlina Burhan, Sp.P (K)., M.Sc., Ph.D, mengingatkan para penerima vaksin untuk memperhatikan kondisi kesehatannya menjelang jadwalnya disuntik vaksin.
"Berterusteranglah tentang penyakit Anda, juga kalau sekiranya ada penyakit komorbid dari sekarang, mumpung belum dapat giliran, lakukan upaya untuk mengontrol penyakitnya," ujar dr. Erlina dalam diskusi virtual dengan Kemenkes RI beberapa waktu lalu.
Orang yang memiliki hipertensi tetap bisa disuntik vaksin, namun ia harus memastikan kadar tekanan darahnya sudah dikontrol dengan baik, entah dengan bantuan obat atau pola hidup sehat sebelum menerima vaksin Covid-19.
"Kalau pasien tersebut atau individu sehat tersebut mampu dengan meminum obat yang teratur atau berobat ke dokter, buat tensi jadi terkontrol," ungkap dr. Erlina.
Selama orang yang memiliki hipertensi tersebut mampu mengontrol tekanan darahnya tidak lebih dari 140/90, maka ia boleh dan layak divaksinasi.
Sehingga pastikan sebelum divaksin, tekanan darah Anda di bawah 140/90, agar Anda tetap bisa menerima vaksin yang sudah disediakan dan dijadwalkan pemberiannya.
Terakhir, dokter yang juga Ketua PP PDPI DKI Jakarta itu menegaskan dibuatnya kriteria layak dan tidak layak mendapat vaksinasi bukan untuk menghalangi orang mendapat vaksin. Melainkan untuk melindungi masyarakat dan mencegah terjadinya Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang dikhawatirkan banyak orang.
"Jadi sebetulnya, arah vaksinasi ini bukan saja untuk mengendalikan Covid-19, tapi juga membuat orang memikirkan kesehatannya, mulailah kita mengetahui status kesehatan kita," tuturnya.
Baca Juga: Hipertensi, 5 Persen Nakes di DIY Tak Lolos Syarat Ikut Vaksinasi COVID-19
"Jadi ini prinsip kehati-hatian vaksinasi, selain tadi mengurangi KIPI, jangan sampai dalam satu bulan ada KIPI," pungkas dr. Erlina.
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Mobil Bekas Terbaik untuk Anak Muda 2025: Irit Bensin, Stylish Dibawa Nongkrong
- 7 Rekomendasi Lipstik Mengandung SPF untuk Menutupi Bibir Hitam, Cocok Dipakai Sehari-hari
- Gibran Hadiri Acara Mancing Gratis di Bekasi, Netizen Heboh: Akhirnya Ketemu Jobdesk yang Pas!
- 7 Lipstik Halal dan Wudhu Friendly yang Aman Dipakai Sehari-hari, Harga Mulai Rp20 Ribuan
Pilihan
-
Jeje Koar-koar dan Bicara Omong Kosong, Eliano Reijnders Akhirnya Buka Suara
-
Saham TOBA Milik Opung Luhut Kebakaran, Aksi Jual Investor Marak
-
Isuzu Kenalkan Mesin yang Bisa Telan Beragam Bahan Bakar Terbarukan di JMS 2025
-
Pabrik Sepatu Merek Nike di Tangerang PHK 2.804 Karyawan
-
4 HP Baterai Jumbo Paling Murah mulai Rp 1 Jutaan, Cocok untuk Ojol!
Terkini
-
Pertama di Indonesia: Terobosan Berbasis AI untuk Tingkatkan Akurasi Diagnosis Kanker Payudara
-
Jangan Abaikan! SADANIS: Kunci Selamatkan Diri dari Kanker Payudara yang Sering Terlewat
-
Langkah Krusial Buat Semua Perempuan, Gerakan Nasional Deteksi Dini Kanker Payudara Diluncurkan
-
Dukung Ibu Bekerja, Layanan Pengasuhan Modern Hadir dengan Sentuhan Teknologi
-
Mengenalkan Logika Sejak Dini: Saat Anak Belajar Cara Berpikir ala Komputer
-
Cuaca Panas Ekstrem Melanda, Begini Cara Aman Jaga Tubuh Tetap Terhidrasi
-
Stop Cemas Anak Nonton Gadget! Tayangan Ini Hadir Jadi Jembatan Nilai Positif di Era Digital
-
Rahasia Seragam Medis Masa Depan Terungkap: Kolaborasi yang Mengubah Industri Tekstil Kesehatan!
-
Melihat dengan Gaya, Ini Cara Baru Menikmati Penglihatan yang Sehat
-
Banyak Perempuan Takut Skrining Kanker Payudara, Cek Kesehatan Gratis Nggak Ngaruh?