Suara.com - Ada banyak komplikasi akibat infeksi virus corona Covid-19 yang umum kita dengar, mulai dari pneumonia, sindrom gangguan pernapasan akut, hingga masalah jantung.
Ternyata selain penyakit tersebut, infeksi SARS-CoV-2 juga dapat menyebabkan tromboemboli, kondisi ketika gumpalan darah terlepas dan menghalangi aliran darah ke pembuluh lain.
Salah satu bentuknya adalah priapismus, atau ereksi penis berkepanjangan tanpa adanya rangsangan.
Kondisi inilah yang terjadi pada seorang pria berusia 69 tahun penderita Covid-19 asal Ohio, Amerika Serikat. Kasusnya ditulis di American Journal of Emergency Medicine awal tahun ini.
Pria ini mengalami gejala Covid-19 parah hingga harus diintubasi dan mendapat bantuan ventilator. Untuk membantunya bernapas, lelaki ini diposisikan tengkurap.
Sehari setelahnya ketika perawat mengubah posisi pasien, ia mendapati sang pasien mengalami ereksi. Perawat pun meletakkan kantong es, tetapi tetap ereksinya tidak turun dan ini berlangsung selama tiga jam.
Dokter pun mendiagnosis sang pria menderita priapismus iskemik, lapor Health.
Menurut Mayo Clinic, priapismus iskemik terjadi ketika darah tidak dapat mengalir dari penis. Dalam kasus pria ini, dokter yakin penyebabnya adalah penyumbatan pembuluh darah vena.
Orang yang mengalami priapismus iskemik biasanya berlangsung lebih dari empat jam tanpa minat atau rangsangan seksual.
Baca Juga: Pemkab Sleman Pastikan Tak Ada Sanksi Bagi Penolak Vaksin Covid-19
Penulis laporan menganggap kasus pria ini sebagai darurat medis karena risiko efek sampingnya akibat darah yang terperangkap di penis kehilangan oksigen.
Ketika ereksi berlangsung terlalu lama, darah yang kekurangan oksigen ini dapat mulai merusak atau menghancurkan jaringan di penis. Akibatnya, priapismus yang tidak diobati dapat menyebabkan disfungsi ereksi.
Dalam kasus pria ini, darah di penisnya terkuras. Akhirnya, dengan bantuan obat yang disuntikkan ke pangkal penis, ereksinya mereda setelah 30 menit pengobatan.
Sayangnya, kondisinya memburuk. Pria ini meninggal akibat komplikasi Covid-19 lain.
Ini bukanlah satu-satunya kasus priapismus akibat Covid-19. Sebelumnya telah dikabarkan seorang pria 62 tahun mengalami kondisi ini setelah dibius dan mendapat bantuan ventilator di Paris.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Model Honda Jazz Bekas Paling Murah untuk Anak Kuliah, Performa Juara
- 4 Motor Matic Terbaik 2025 Kategori Rp 20-30 Jutaan: Irit BBM dan Nyaman Dipakai Harian
- 7 Sunscreen Anti Aging untuk Ibu Rumah Tangga agar Wajah Awet Muda
- Mobil Bekas BYD Atto 1 Berapa Harganya? Ini 5 Alternatif untuk Milenial dan Gen Z
- Pilihan Sunscreen Wardah yang Tepat untuk Umur 40 Tahun ke Atas
Pilihan
-
ASUS Vivobook 14 A1404VAP, Laptop Ringkas dan Kencang untuk Kerja Sehari-hari
-
JK Kritik Keras Hilirisasi Nikel: Keuntungan Dibawa Keluar, Lingkungan Rusak!
-
Timnas Indonesia U-22 Gagal di SEA Games 2025, Zainudin Amali Diminta Tanggung Jawab
-
BBYB vs SUPA: Adu Prospek Saham, Valuasi, Kinerja, dan Dividen
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
Terkini
-
Lari Sambil Menjelajah Kota, JEKATE Running Series 2025 Resmi Digelar
-
Di Balik Duka Banjir Sumatera: Mengapa Popok Bayi Jadi Kebutuhan Mendesak di Pengungsian?
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi