Suara.com - Beberapa orang mungkin mengalami gangguan makan saat sedih atau stres. Entah menjadi makan berlebihan atau tidak makan sama sekali.
Menurut Dr Santosh Bangar, konsultan senior psikiater di Rumah Sakit Global, Mumbai, gangguan makan adalah penyakit mental yang kompleks, di mana orang mengalami gangguan dalam perilaku makan mereka, yang terkait dengan pikiran dan emosi. Mereka yang mengalami gangguan makan juga biasanya disibukkan dengan kekhawatiran mengenai berat badan.
Dilansir dari Healthshots, gangguan makan paling sering terjadi pada perempuan berusia antara 12 hingga 35 tahun.
Ada tiga jenis utama gangguan makan yang selama ini kita kenal, yaitu:
1. Anorexia nervosa
Dalam kondisi ini, bahkan orang yang kekurangan berat badan menganggap diri mereka kelebihan berat badan, dan mereka terobsesi dengan pikiran ini.
Dr Bangar mengungkapkan gejala anoreksia tertentu, yaitu asupan makanan terbatas, perasaan takut menjadi 'gemuk', dan masalah dengan citra tubuh.
2. Bulimia nervosa
Gangguan makan yang satu ini membuat orang memanjakan diri dengan makan berlebihan, sampai-sampai hal itu menjadi menyakitkan bagi mereka, hingga mereka terdorong untuk memuntahkannya kembali.
“Pasien bulimia nervosa makan banyak makanan dalam waktu singkat, seringkali mengonsumsi ribuan kalori yang tinggi gula, karbohidrat, dan lemak,” jelas Dr. Bangar.
3. Gangguan makan berlebihan
Pada gangguan makan ini, orang makan makanan dalam jumlah besar terlalu cepat, yang tidak dicerna dengan baik. Karena itu, berat badan mereka bertambah dengan cepat, dan mulai merasa bersalah dan malu dengan penampilan mereka.
Baca Juga: Gangguan Makan Bikin Orang Sulit Bercermin, Apa Sebab?
Orang dengan gangguan makan berlebihan memiliki episode makan sebanyak-banyaknya dalam jumlah yang sangat banyak dalam waktu singkat, dan merasa tidak terkendali selama pesta makan tersebut. Tidak seperti penderita bulimia nervosa, mereka tidak mencoba menyingkirkan makanan dengan memuntahkannya atau menggunakan obat pencahar.
“Gangguan makan dipicu oleh multifaktorial, yaitu ada interaksi yang kompleks antara kecenderungan genetik, adanya gangguan kejiwaan lain seperti kecemasan, gangguan panik dan obsesif kompulsif, serta stres yang signifikan. Orang dengan anoreksia nervosa dan bulimia nervosa cenderung perfeksionis,” kata Dr. Bangar.
Lalu, apa saja tanda-tanda bahwa Anda mengalami gangguan makan? Ini dia tanda-tandanya yang kerap tidak disadari.
- Melewatkan waktu makan atau membuat alasan untuk tidak makan
- Menerapkan pola makan vegetarian yang terlalu ketat
- Memasak makanan sendiri
- Khawatir atau stres yang terus-menerus tentang menjadi gemuk
- Berulang kali makan makanan manis atau makanan berlemak dalam jumlah besar
- Penggunaan obat pencahar untuk menurunkan berat badan
- Olah raga berlebihan
- Sering makan diam-diam
“Pengobatan gangguan makan membutuhkan pendekatan holistik oleh psikiater, psikolog, dokter dan ahli gizi. Langkah pertama dalam mengobati anoreksia nervosa adalah menaikkan kembali berat badan ke tingkat yang sehat; untuk bulimia nervosa, menghentikan siklus makan berlebihan adalah kuncinya. Untuk gangguan makan berlebihan, penting untuk membantu mereka menghentikan dan menghentikan keinginan makan berlebihan,” saran Dr Bangar.
Dan jika Anda menyadari adanya tanda-tanda di atas pada diri Anda, jangan menghindar dan cobalah untuk mencari bantuan, ya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Operasi Zebra 2025 di Sumut Dimulai Besok, Ini Daftar Pelanggaran yang Disasar
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Mobil Keluarga Bekas Paling Dicari 2025, Murah dengan Performa Mumpuni
- 5 Mobil Sedan Bekas Pajak Murah dan Irit BBM untuk Mahasiswa
- 5 Rekomendasi Smartwatch Selain Apple yang Bisa QRIS MyBCA
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Merosot Imbas Stok AS Melonjak
-
Kiper Muda Rizki Nurfadilah Korban TPPO: Disiksa hingga Disuruh Nipu Orang China
-
10 Mobil Bekas Pilihan Terbaik buat Keluarga: Efisien, Irit dan Nyaman untuk Harian
-
Penyebab Cloudflare Down, Sebabkan Jutaan Website dan AI Lumpuh
-
Format dan Jadwal Babak Play Off Piala Dunia 2026: Adu Nasib Demi Tiket Tersisa
Terkini
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%