Suara.com - Tercatat sepuluh persen penduduk dunia atau sekutar 850 juta orang menderita penyakit ginjal kronik. Di Indonesia sendiri, jumlah pasien ginjal kronik terus meningkat dari tahun ke tahun hingga berisiko mengikis dana kesehatan yang besar.
Selain itu, data dari BPJS Kesehatan 2019 menunjukkan dana yang harus dikeluarkan untuk mengacover penyakit ginjal mencapai Rp2,3 triliun. Angka tersebut membuat penyakit ginjal sebagai penyakit yang memakan biaya BPJS Kesehatan keempat tertinggi setelah penyakit jantung, stroke, dan kanker.
"Angka insidensi penyakit ginjal kronik di Indonesia pada tahun 2019, itu 259 per juta penduduk. Dan angka prevalensinya 696 per juta penduduk. Tentu angka ini bisa lebih tinggi dari yang kami dapatkan," papar Dr. Aida Lydia, PhD., Sp-PD-KGH ungkapnya lewat acara daring, Rabu (10/3/2021).
Ini terjadi, lanjut Aida, disebabkan makin banyak pasien yang butuh pengganti terapi ginjal. Sementara itu, fasilitas dan tenaga kesehatan di Indonesia masih sangat terbatas dan belum merata. Karena itu, pencegahan dan diagnosis dini dianggap sangat penting untuk digalakkan di kemudian hari.
Dengan begitu, masyarakat dapat mengenal risiko sekaligus tenaga media bisa melakukan diagnosis dini guna mencegah progresivitas perburukan fungsi ginjal.
Di Hari Ginjal Sedunia saat ini, orang yang hidup dengan penyakit ginjal dan harus melakukan terapi diimbau untuk tetap memiliki hidup yang berkualitas meski tak mudah.
Itu mengapa pentingnya pemberdayaan pasien dan keluarga pasien untuk turut berpartisipasi aktif menjaga kesehatan pasien ginjal, sehingga mendapat pemahaman yang baik tentang penyakit, sekaligus diet yang baik, juga konsumsi minum obat yang teratur.
"Hal ini hanya bisa dilakukan bila terjalin komunikasi yang baik antara pasien, keluarga, dan tenaga kesehatan. Sisi lain kita menyadari betul bahwa masih banyak tantangan yang kita hadapi dalam mewujudkan kesehatan ginjal di tengah masyarakat kita," jelasnya.
Ia mengimbau untuk bersama-sama mensosialisasikan kesehatan ginjal, agar penyakit ginjal dapat dicegah, dan tetap optimis meningkatkan layanan kesehatan ginjal untuk pasien ginjal.
Baca Juga: BPJS Kesehatan Mendengar, Kelompok Pakar Soroti Penguatan Pelayanan Primer
Berita Terkait
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Motor Bekas di Bawah 10 Juta Buat Anak Sekolah: Pilih yang Irit atau Keren?
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
- 5 Mobil Bekas 3 Baris Harga 50 Jutaan, Angkutan Keluarga yang Nyaman dan Efisien
- 5 Sepatu Lokal Senyaman Hoka Ori, Cushion Empuk Harga Jauh Lebih Miring
Pilihan
-
6 HP Memori 512 GB Paling Murah untuk Simpan Foto dan Video Tanpa Khawatir
-
Pemerintah Bakal Hapus Utang KUR Debitur Terdampak Banjir Sumatera, Total Bakinya Rp7,8 T
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
Terkini
-
Jangan Anggap Remeh! Diare dan Nyeri Perut Bisa Jadi Tanda Awal Penyakit Kronis yang Mengancam Jiwa
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial