Suara.com - Vaksinasi Covid-19 telah dijalankan di sejumlah negara. Beberapa mengalami efek samping usai mendapat vaksinasi.
Adapun efek samping paling umum mulai dari kedinginan, keringat berlebih, gejala seperti flu. Namun, ternyata perempuan jadi yang lebih rentan mengalami efek samping keras.
Menurut penelitian terbaru, perempuan lebih rentan mendapatkan efek samping vaksin daripada laki-laki. Perbedaan yang diamati bukanlah hal yang hanya terjadi satu kali, tetapi masalah yang sangat diamati secara global.
Faktanya, sebuah studi baru-baru ini oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) menganalisis data dari 13,7 juta suntikan vaksin Covid-19 pertama yang diberikan kepada orang-orang dari berbagai usia.
Jika bicara efek samping, diamati bahwa 79,1 persen dilaporkan dari perempuan, dibandingkan dengan laki-laki.
Dilansir dari Times of India, efek samping yang merugikan atau serius dari vaksin jarang ditemukan. Namun, bahkan di antara yang dilaporkan, sebagian besar reaksi ditemukan pada perempuan.
Berdasarkan studi CDC, juga diamati bahwa 19 wanita yang mendapat suntikan vaksin Moderna mencatat kejadian buruk, sedangkan mereka yang mengalami reaksi anafilaksis sekitar 44 persen dari mereka yang diberi suntikan Pfizer.
Hasil serupa, meskipun tidak dianalisis atau ditinjau, telah diamati pada orang yang menerima suntikan Oxford-Astrazeneca atau Covaxin.
Meskipun efek sampingnya tidak terlalu mengkhawatirkan para ahli yang percaya itu hanya tanda sistem kekebalan melakukan tugasnya dengan lebih sempurna, mengalami efek samping bisa jadi tidak menyenangkan dan mempersulit seseorang untuk melakukan pekerjaan rumah.
Baca Juga: Botol Pertama Vaksin Virus Corona di Amerika Serikat Dimuseumkan
Beberapa peneliti juga percaya bahwa sebagian dari jawabannya juga bisa berupa perilaku. Menurut para ahli, perempuan lebih cenderung melaporkan efek samping, atau mencari bantuan medis daripada pria, yang sebaliknya, cenderung melaporkan efek samping, bahkan jika parah.
Biologi juga memainkan peran penting di sini. Sama seperti perempuan yang cenderung memiliki ambang batas yang lebih kuat terhadap serangan dan tingkat keparahan Covid-19, sistem kekebalan perempuan cenderung lebih kuat dan berperilaku berbeda dibandingkan dengan laki-laki.
Beberapa penelitian juga melihat bahwa wanita cenderung menghasilkan lebih banyak antibodi yang melawan infeksi dibandingkan dengan laki-laki.
Perbedaan genetik, hormon reproduksi juga dapat mempengaruhi cara tubuh bereaksi terhadap vaksin, mematok perempuan untuk mengalami lebih banyak efek samping, memiliki antibodi daripada laki-laki.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Belajar dari Cinta Kuya: 5 Cara Atasi Anxiety Attack Saat Dunia Terasa Runtuh
-
Kritik Menkeu Purbaya: Bank Untung Gede Dengan Kasih Kredit di Tempat yang Aman
-
PSSI Diam-diam Kirim Tim ke Arab Saudi: Cegah Trik Licik Jelang Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
-
Pemain Eropa Telat Gabung, Persiapan Timnas Indonesia Terancam Kacau Jelang Hadapi Arab Saudi
-
STY Sudah Peringati Kluivert, Timnas Indonesia Bisa 'Dihukum' Arab Saudi karena Ini
Terkini
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online