Suara.com - Vaksin Covid-19 buatan Sinovac yang dikirim ke Indonesia pada Desember 2020 telah kadaluarsa. Namun, pengertian kedaluwarsa vaksin berbeda dengan makanan atau obat pada umumnya.
Juru bicara vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmidzi menjelaskan bahwa kedaluwarsa vaksin yang dimaksud merupakan umur masa simpan.
"Kita tahu bahwa vaksin covid-19 adalah semuanya vaksin yang jenisnya baru. Sehingga tentunya masa simpan yang akan diterbitkan akan sesuai dengan data-data yang ada," kata Nadia dalam keterangan pers secara virtual, Selasa (16/3/2021).
Selama Desember 2020, total vaksin Covid-19 yang diterima Indonesia dari Sinovac sebanyak 3 juta dosis. Nadia menyampaikan bahwa vaksin tersebut dibuat dalam kurun waktu September sampai November 2020 dengan masa simpan selama 3 tahun.
Sehingga ketentuan dari perusahaan Sinovac, China, sebenarnya masa simpan vaksin Covid-19 tersebut bisa digunakan hingga 2023. Tetapi begitu masuk ke Indonesia, penggunaannya harus berdasarkan izin darurat dari Badan POM.
Selain itu, Nadia menjelaskan bahwa berdasarkan data stabilitas yang diterima Badan POM dilakukan percepatan masa simpan dari vaksin Covid-19 buatan Sinovac dengan merek Coronavac tersebut.
"Sehingga masa simpannya yang akan dikeluarkan itu selama 6 bulan. Jadi artinya ada percepatan dari Badan POM terkait dengan masa simpan. Tetapi Badan POM melihat bahwa masa simpan dari vaksin ini tidak semata-mata berdasarkan informasi yang disampaikan oleh produsen vaksin, tapi tentunya berdasarkan dari data stabilitas yang ada," jelas Nadia.
Total 3 juta vaksin Coronavac itu diterima Indonesia dalam dua tahap. Yakni tahap pertama awal Desember sebanyak 1,2 juta dosis. Kemudian tahap kedua 1,8 juta dosis. Nadia menyampaikan bahwa masa simpan dari 1,2 juta dosis akan berakhir pada 25 Maret 2021. Sedangkan masa simpan 1,8 juta dosis berakhir pada Mei 2021.
"Semuanya saat ini sudah tidak ada lagi di fasilitas pelayanan kesehatan karena sudah habis kita gunakan untuk melakukan pemberian vaksinasi kepada tenaga kesehatan dan sebagian petugas pelayanan publik," ucap Nadia.
Baca Juga: Pembalap Ini Tolak Disuntik Vaksin Covid-19 Saat Tes Pramusim, Ada Apa?
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!