Suara.com - Rata-rata orang mengalami ketegangan otot dan nyeri sendi atau nyeri lutut pada malam hari. Kondisi ini biasanya disebut sebagai peristiwa sporadis, yang terjadi setelah aktivitas seharian.
Kebanyakan orang menganggap kondisi ini sesuatu yang normal, tapi sebagian besar orang mengonsumsi obat pereda nyeri jika tak tertahankan dan kembali tidur.
Anda perlu mewaspadai terkadang rasa sakit dan nyeri ini disebabkan oleh masalah lebih besar yang memerlukan perhatian lebih lanjut.
Jika sakit lutut cukup mengganggu tidur setiap malam, Anda sebaiknya konsultasi dengan dokter atau segera mencari bantuan medis.
Karena dilansir dari Times of India, nyeri lutut tak tertahankan di malam hari bisa menjadi tanda osteoarthritis. Osteoarthritis adalah bentuk radang sendi paling umum dialami banyak orang.
Osteoarthritis adalah masalah reumatologi kedua yang paling umum dan lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pada pria.
Kondisi ini terjadi ketika tulang rawan pelindung yang melindungi ujung tulang melemah seiring waktu. Kondisi ini bissa merusak persendian bagian mana pun dari tubuh, tetapi lebih sering menyerang tangan, lutut, pinggul dan tulang belakang.
Adapun beberapa gejala umum osteoarthritis termasuk nyeri, kaku, nyeri tekan dan hilangnya kelenturan. Masalah osteoarthritis lebih mungkin menyerang di malam hari sehingga membuat penderitanya terjaga.
Berdasarkan data, sekitar 70 persen orang dengan masalah sendi ini memiliki masalah jatuh atau tertidur di malam hari.
Baca Juga: 3 Penyebab Leher Kaku Setelah Bangun Tidur, Ketahui Cara Mengatasinya!
Penyebab Osteoarthritis
Meskipun orang dewasa di atas 45 tahun paling rentan mengalami kondisi sendi ini, orang yang lebih muda juga memiliki risiko yang sama terkena osteoarthritis.
Seiring bertambahnya usia, persendian menjadi lemah sehingga seseorang mengembangkan masalah ini. Namun, terapi berat badan, gen, jenis kelamin, tingkat stres, cedera, atletik, dan penyakit lain juga bisa menyebabkan masalah persendian.
Pengobatan Osteoarthritis
Osteoarthritis tidak menunjukkan gejala apapun pada tahap awal, sehingga sulit untuk didiagnosis sampai menimbulkan gejala yang melemahkan.
Dokter mungkin menyarankan Anda rontgen atau MRI scan untuk mendiagnosis kondisi Anda. ada tahap awal, orang biasanya disarankan untuk melakukan beberapa latihan fisik, terapi panas atau dingin dan mengontrol berat badannya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
-
Pengungsi Gunung Semeru "Dihantui" Gangguan Kesehatan, Stok Obat Menipis!
-
Menkeu Purbaya Lagi Gacor, Tapi APBN Tekor
-
realme C85 Series Pecahkan Rekor Dunia Berkat Teknologi IP69 Pro: 280 Orang Tenggelamkan Ponsel
Terkini
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis
-
Dokter Kandungan Akui Rahim Copot Nyata Bisa Terjadi, Bisakah Disambungkan Kembali?
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja