Suara.com - Banyak orang memilih sabar dan berdiam diri ketika berargumen dengan pasangan atau orang lain. Faktanya, kebiasaan itu justru tidak baik untuk kesehatan.
Jika Anda ingin hidup yang lebih sehat dan lebih lama, sampaikan semua argumen Anda kepada lawan bicara. Karena, itu bisa mengurangi respons emosional terkait perselisihan.
Temuan sebuah studi menunjukkan orang-orang yang merasa pertemuannya sudah cukup menyelesaikan pertengkaran di antara mereka justru setengahnya tidak benar-benar menyelesaikan masalahnya.
"Setiap orang mengalami stress dalam kehidupan sehari-hari. Anda sudah pasti tidak bisa menghentikan hal-hal yang membuat stress terjadi. Tapi, sejauh mana Anda bisa mengikatnya, mengakhirinya dan mengatasinya pasti akan membuahkan hasil bagi kesehatan maupun kesejahteraan," kata peneliti Robert Stawski dari Oregon State University dikutip dari Times of India.
Penelitian ini diterbitkan dalam The Journals of Gerontology, tim menggunakan data dari survei mendalam terhadap lebih dari 2.000 orang yang diwawancara tentang perasaan dan pengalamannya selama 8 hari berturut-turut.
Para peneliti melihat laporan dari kedua argumen dan argumen yang dihindari. Hal ini didefinisikan sebagai contoh di mana seseorang bisa berdebat tentang sesuatu, tetapi memilih untuk membiarkannya agar tidak terjadi perselisihan, baik untuk hari pertemuan itu maupun sehari setelah itu terjadi.
Ukuran bagaimana suatu pengalaman mempengaruhi seseorang secara emosional, peningkatan emosi negatif atau penurunan emosi positif, pada hari terjadinya dikenal sebagai "reaktivitas". Sedangkan "residu" adalah beban emosional yang berkepanjangan sehari setelah pengalaman itu terjadi.
Hasilnya, orang-orang yang merasa pertengkarannya terselesaikan saat pertemuan melaporkan kira-kira setengahnya dari reaktivitas mereka tidak terselesaikan di hari pertengkaran.
Pada hari setelah pertengkaran yang dihindari, hasilnya justru lebih mencolok. Orang-orang yang merasa masalahnya telah terselesaikan tidak menunjukkan peningkatan pengaruh negatif yang berkepanjangan esok harinya.
Baca Juga: Tidak Muncul Reaksi Usai Vaksinasi, Apakah Vaksin Covid-19 Tetap Bekerja?
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis