Suara.com - Seperti yang dilaporkan, pemberian vaksin Covid-19 bisa menimbulkan berbagai reaksi atau efek samping sementara. Namun itu merupakan hal baik dan normal terjadi, karena tandanya sistem kekebalan tubuh sedang memberikan respons terhadap vaksin.
Tetapi jika Anda tidak mengalami efek samping, apakah itu berarti vaksin Covid-19 tidak bekerja dengan baik?
Jawaban singkatnya adalah tidak. Para ahli penyakit menular menyebut meski tubuh tidak memperlihatkan efek samping, bukan berarti berarti orang yang divaksinasi tidak terlindungi dari Covid-19.
Detailnya membutuhkan sedikit penjelasan, tetapi alasan utama dokter merasa nyaman membuat pernyataan itu hanyalah matematika.
Dalam uji klinis, kurang dari setengah penerima vaksin melaporkan episode sedang atau parah dari efek samping "sistemik" seperti demam, sakit kepala, dan kelelahan.
Namun obat tersebut mencegah sebagian besar kasus penyakit, menurut penelitian tersebut. Jadi dengan proses eliminasi, beberapa pencegahan penyakit itu pasti terjadi pada orang dengan efek samping ringan atau tanpa efek samping.
Sarah Coles, seorang dokter keluarga dan asisten profesor di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona mengatakan vaksin tetap bekerja meskipun Anda tidak memiliki efek samping. "Sementara banyak yang memiliki efek samping, banyak yang tidak," ujarnya, dikutip dari Medical Xpress.
Apakah orang mengalami efek samping mungkin ditentukan oleh faktor lain selain sistem kekebalan mereka, termasuk kelelahan, stres, dan bagaimana mereka merasakan nyeri, kata Coles.
Tingkat berbagai efek samping sedikit berbeda pada masing-masing vaksin Covid-19, dan pada vaksin yang membutuhkan dua dosis, (efek samping) cenderung lebih umum muncul setelah dosis kedua.
Baca Juga: Siapkan Paspor Kamu! 1 Juli Nanti Thailand Buka Pintu bagi Wisatawan Asing
Dengan vaksin yang dibuat oleh Pfizer Inc. dan BioNTech SE, misalnya, 3,7% dari peserta uji coba yang berusia 18 hingga 55 tahun melaporkan demam setelah dosis pertama, dan 15,8% melaporkan demam setelah dosis kedua (biasanya tidak lebih dari 102 derajat).
Lalu, setengah dari penerima vaksin melaporkan sakit kepala setelah dosis kedua, tetapi kebanyakan sedang atau ringan.
Semua dampak ini bersifat sementara, umumnya berlangsung selama satu atau dua hari. Dan dalam kasus yang jarang terjadi reaksi alergi serius yang disebut anafilaksis dalam beberapa menit setelah injeksi, dokter dapat segera mengobatinya dengan EpiPen atau perangkat serupa yang mengandung epinefrin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Motor Listrik Harga di Bawah Rp10 Juta, Hemat dan Ramah Lingkungan
- 10 Rekomendasi Tablet Harga 1 Jutaan Dilengkapi SIM Card dan RAM Besar
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
Pilihan
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
-
Kepala Daerah 'Gruduk' Kantor Menkeu Purbaya, Katanya Mau Protes
-
Silsilah Bodong Pemain Naturalisasi Malaysia Dibongkar FIFA! Ini Daftar Lengkapnya
-
Maarten Paes: Pertama (Kalahkan) Arab Saudi Lalu Irak, Lalu Kita Berpesta!
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030