Suara.com - Vaksin Covid-19 buatan AstraZeneca sempat ramai diperbincangkan mengandung tripsin babi. Isu itu yang kemudian berakibat fatwa haram tetapi dibolehkan oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Tetapi, informasi tripsin babi itu kemudian dibantah oleh pihak AstraZeneca yang menegaskan vaksin buatannya tidak mengandung produk turunan hewani sama sekali.
Berdasarkan dokumen dari AstraZeneca, ahli virus Institut Teknologi Bandung (ITB) Dr. Aluicia Anita Artarini mengatakan bahwa AstraZeneca justru menggunakan tripsin enzim yang menyerupai jamur.
"Berdasarkan dokumen dari AstraZeneca sendiri dan tim Oxford, mereka menggunakan jenis enzim tripsin yang berasal dari jamur dan dibuat untuk vaksin covid," kata Anita dalam webinar online, Senin (28/3/2021).
Ia menjelaskan bahwa tripsin itu tidak dimasukan dalam formula vaksin. Tetapi hanya digunakan sebagai pemotong sel mamalia yang dibeli AstraZeneca dari supplier Bank Sel.
Anita menyampaikan, tim AstraZeneca dan Oxford membeli sel HEK 923 dari supplier yang bernama Thermo Fisher sebagai salah satu bahan pembuatan vaksin. Tetapi pembelian hanya bisa sebanyak 10 juta sel dalam wadah 1 mililiter.
"Sementara untuk pembuatan vaksin jutaan dosis diperlukan jumlah sel yang banyak. Sehingga oleh tim Oxford dan AstraZeneca ini (sel HEK 923) dibeli lalu diperbanyak," ucapnya
Lantaran sifat sel mamalia tersebut menempel pada wadahnya, sehingga menyulitkan proses pertumbuhan jumlah sel lebih banyak. Sehingga peneliti membutuhkan protein enzim tripsin tersebut untuk memotong agar sel tidak menempel pada wadah.
"Disinilah penggunaan tripsin, seperti gunting protein. Jadi ketika sel ini menempel pada protein yang berinteraksi dengan wadahnya, lalu tripsin ini fungsinya memotong. Sehingga kalau sel ini ketemu dengan tripsin nanti dia lepas. Kalau dia lepas, ngambang di medianya setelah tuh jadi gampang memindahkannya ke wadah lain," tuturnya.
Baca Juga: Sufmi Dasco: Hindari Embargo, Vaksin Dalam Negeri Harus Dipercepat
Sel kemudian dicuci dengan medium cair disentrifuge untuk menghilangkan tripsin dan larutan lainnya, sehingga sel tidak rusak. Setelah itu, ditambahkan kembali medium cair agar sel berada dalam larutan suspensi dan selanjutnya dapat digunakan dalam proses lebih lanjut.
Anita menjelaskan bahwa penggunaan tripsin babi itu dilakukan ketika sel masih ada di supplier bank sel.
"Jadi yang memakai tripsin babi itu sebelum yang dibeli oleh tim Oxford," jelasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Rekomendasi Moisturizer Mengandung SPF untuk Usia 40 Tahun, Cegah Flek Hitam dan Penuaan
- PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- 3 Pemain Naturalisasi Baru Timnas Indonesia untuk Piala Asia 2027 dan Piala Dunia 2030
Pilihan
-
Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
-
4 HP 5G Paling Murah November 2025, Spek Gahar Mulai dari Rp 2 Jutaan
-
6 HP Snapdragon dengan RAM 8 GB Paling Murah, Lancar untuk Gaming dan Multitasking Intens
-
Harga Emas di Pegadaian Stabil Tinggi Hari Ini: Galeri 24 dan UBS Kompak Naik
-
PSSI Kalah Cepat? Timur Kapadze Terima Tawaran Manchester City
Terkini
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak
-
Satu-satunya dari Indonesia, Dokter Ini Kupas Potensi DNA Salmon Rejuran S di Forum Dunia
-
Penyakit Jantung Masih Pembunuh Utama, tapi Banyak Kasus Kini Bisa Ditangani Tanpa Operasi Besar
-
Nggak Sekadar Tinggi Badan, Ini Aspek Penting Tumbuh Kembang Anak
-
Apoteker Kini Jadi Garda Terdepan dalam Perawatan Luka yang Aman dan Profesional
-
3 Skincare Pria Lokal Terbaik 2025: LEOLEO, LUCKYMEN dan ELVICTO Andalan Pria Modern
-
Dont Miss a Beat: Setiap Menit Berharga untuk Menyelamatkan Nyawa Pasien Aritmia dan Stroke
-
Jangan Tunggu Dewasa, Ajak Anak Pahami Aturan Lalu Lintas Sejak Sekarang!
-
Menjaga Kemurnian Air di Rumah, Kunci Hidup Sehat yang Sering Terlupa