Suara.com - Sebuah tim yang dipimpin oleh ilmuwan di UNC School of Medicine menemukan obat diabetes yang umum digunakan, metformin, tampaknya memiliki dampak baik jika dikonsumsi orang yang terinfeksi HIV.
Ketika HIV menginfeksi sel kekebalan sel T CD4 maka akan membantu memicu replikasi dirinya sendiri dengan meningkatkan proses kunci dalam memproduksi energi kimia dalam sel.
Peneliti menemukan obat diabetes metmorfin dapat menghambat proses tersebut sehingga replikasi virus tidak akan terjadi. Hal ini terbukti dalam dua uji coba, baik dalam percobaan kultur sel maupun tikus.
“Temuan ini memberi kesan bahwa metformin dan obat lain yang mengurangi metabolisme sel T mungkin berguna sebagai terapi tambahan untuk mengobati HIV,” kata rekan penulis studi Haitao Guo, Ph.D., asisten profesor di Departemen Genetika UNC School of Medicine.
Hasil ini diketahui setelah peneliti menganalisis data ekspersi gen sel CD4 dari penelitian orang yang terinfeksi HIV di Afrika dan Asia.
Mereka menemukan, dilansir Medical Xpress, pola ekspresi gen yang berkaitan dengan kondisi buruk pada pasien HIV melibatkan proses produksi energi yang disebut fosforilasi oksidatif.
Kemudian, mereka mengetahui obat dan senyawa kimia yang menghambat fosforilasi oksidatif dalam sel CD4 dapat menghambat kemampuan HIV bereplikasi di dalam sel ini. Salah satu obatnya adalah metmorfin.
Peneliti juga memeriksa penelitian sebelumnya terhadap pasien HIV yang juga mengidap diabetes tipe 2 (sebagian besar mengonsumsi metmorfin).
Ditemukan bahwa pasien memiliki tingkat HIV rata-rata 33% lebih rendah dibanding dengan pasien non-diabetes. Mereka juga memiliki tingkat CD4 awal yang lebih tinggi dan mengalami pemulihan lebih cepat ketika dirawat dengan pengobatan antiretroviral.
Baca Juga: Dear Calon Mempelai, Ini Pentingnya Tes HIV/AIDS Sebelum Menikah
"Temuan dunia nyata itu konsisten dengan gagasan bahwa metmorfin memiliki efek anti-HIV yang penting," sambungnya.
"Pekerjaan ini menunjukkan pentingnya metabolisme sel CD4 pada HIV, dan memberi kesan bahwa itu mungkin dapat ditargetkan, misalnya dengan obat yang digunakan kembali seperti metmorfin, untuk mengurangi viral load HIV dan memulihkan sel CD4 yang melawan penyakit," lanjutnya.
Para peneliti berencana untuk melanjutkan studi praklinis tentang potensi metformin sebagai pengobatan anti-HIV, kemungkinan terapi yang dapat mengurangi kebutuhan antiretroviral dan dapat diberikan kepada pasien secara lebih dini untuk mengurangi pembentukan reservoir HIV.
Berita Terkait
Terpopuler
- Penampakan Rumah Denada yang Mau Dijual, Lokasi Strategis tapi Kondisinya Jadi Perbincangan
- Belajar dari Tragedi Bulan Madu Berujung Maut, Kenali 6 Penyebab Water Heater Rusak dan Bocor
- Prabowo Disebut Ogah Pasang Badan untuk Jokowi Soal Ijazah Palsu, Benarkah?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Ketiga 13-19 Oktober 2025
- 4 Mobil Listrik Termurah di Indonesia per Oktober 2025: Mulai Rp180 Jutaan
Pilihan
-
6 Fakta Isu Presiden Prabowo Berkunjung ke Israel
-
Harga Emas Antam Hari Ini Cetak Rekor Tertinggi Pegadaian, Tembus Rp 2.565.000
-
Warisan Utang Proyek Jokowi Bikin Menkeu Purbaya Pusing: Untungnya ke Mereka, Susahnya ke Kita!
-
Tokoh Nasional dan Kader Partai Lain Dikabarkan Gabung PSI, Jokowi: Melihat Masa Depan
-
Proyek Rp65 Triliun Aguan Mendadak Kehilangan Status Strategis, Saham PANI Anjlok 1.100 Poin
Terkini
-
Tips Edukasi Kesehatan Reproduksi dan Menstruasi untuk Remaja Sehat dan Percaya Diri
-
Lagi Stres Kok Jadi Makan Berlebihan? Ini Penjelasan Psikolog Klinis
-
Otak Ternyata Bisa Meniru Emosi Orang, Hati-hati Anxiety Bisa Menular
-
National Hospital Surabaya Buktikan Masa Depan Medis Ada di Tangan AI!
-
Inovasi Bedah Robotik Pertama di Indonesia: Angkat Kanker Payudara Tanpa Hilangkan Bentuk Alami
-
Riset Ungkap Rahasia Bahagia: Bergerak 15 Menit Setiap Hari Bikin Mental Lebih Sehat
-
Mengembalikan Filosofi Pilates sebagai Olahraga yang Menyatukan Gerak, Napas, dan Ketenangan
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat