Suara.com - Apakah Anda pernah merasa tidak enak badan atau timbul gejala sakit saat berada di lokasi tertentu? Seperti di ruangan gedung atau bangunan kantor baru? Mungkin Anda mengalami yang namanya Sick Building Syndromes (SBS).
Ini adalah sebutan untuk suatu kondisi timbulnya gejala sakit yang diduga disebabkan oleh berada di dalam gedung atau jenis ruang tertutup lainnya. Ahli percaya gangguan kesehatan ini disebabkan oleh kualitas udara dalam ruangan yang buruk. Namun, penyebab pastinya tidak diketahui.
Gejala SBS dapat memengaruhi kulit, pernapasan, dan sistem neurologis. Gejalanya termasuk pilek, hidung tersumbat, mata gatal, infeksi sinus, tenggorokan gatal, kulit kering dan teriritasi, sakit perut, sakit kepala, kesulitan berkonsentrasi, dan kelelahan atau kelesuan hingga demam.
Melansir dari Healthline, terkadang untuk mendiagnosis SBS bisa sulit karena berbagai gejalanya mirip dengan penyakit lain. Namun yang perlu digaribawahi, biasanya gejala akan membaik setelah meninggalkan gedung tersebut, namun gejala akan muncul kembali ketika Anda kembali ke lokasi yang sama.
Jika Anda melihat gejala berulang yang tampaknya muncul setiap kali Anda berada di gedung tertentu, Anda dapat mempertimbangkan bahwa SBS adalah penyebabnya.
Penting juga untuk dicatat bahwa SBS mempengaruhi setiap orang secara berbeda. Meskipun setiap orang yang menghabiskan waktu di ruang tertentu mungkin mengalami beberapa gejala di atas, gejala ini dapat bervariasi. Beberapa orang mungkin tidak mengalami gejala sama sekali. Orang lain mungkin mengalami gejala setelah meninggalkan gedung yang dimaksud. ini mungkin karena paparan berulang atau jangka panjang.
Penyebab SBS
Ada berbagai kemungkinan penyebab di balik SBS selain bangunan dengan ventilasi yang buruk, dekorasi bangunan juga berkontribusi pada masalah ini. Banyak cat, serat karpet, furnitur, dan bahkan asap berbahaya dari papan dinding yang keluar dari gas, kadang-kadang selama bertahun-tahun setelah pemasangan.
Produk ini dapat mengeluarkan formaldehida, asam asetat, atau senyawa organik yang mudah menguap (VOC) dan bahan kimia lainnya. Peralatan kantor modern seperti mesin fotokopi dan pembersih udara elektrostatis menambah masalah dengan menambahkan ozon ke dalam campuran.
Baca Juga: Pengakuan Mengejutkan Terdakwa Kebakaran Kejagung: Itu Sampah Basah
Jamur atau lumut dari kondisi lembap bisa juga menimbulkan masalah kualitas udara. Proses manufaktur dan peralatan penanganan material dapat menambahkan hidrokarbon atau kabut asap, dan banyak bahan pembersih kimia yang mengeluarkan uap berbahaya. Hasilnya adalah campuran kimiawi di udara yang membuat orang mengalami SBS.
Mengingat berbagai faktor yang dapat menyebabkan SBS ini, sulit untuk menentukan satu penyebab tunggal.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya