Suara.com - Kecemasan bisa muncul karena beberapa alasan berbeda. Beberapa orang mengalami apa yang disebut kecemasan kimiawi, yaitu kecemasan yang bisa muncul sebagian karena kimiawi otak atau genetika seperti gangguan kecemasan umum.
Kecemasan pada umumnya bisa memengaruhi kesehatan mental, namun kecemasan juga bisa memengaruhi kondisi kesehatan lainnya bahkan kecemasan kronis dapat membahayakan kesehatan mental dan fisik Anda. Melansir dari Bustle, berikut empat masalah yang muncul akibat kecemasan jangka panjang, antara lain:
1. Hidup dalam Mode Stres
Merasa tidak terkendali karena stres atau kecemasan dapat membuat tubuh Anda beralih ke mode pertarungan atau lari. Respons lawan lari adalah ketika tubuh Anda mempersiapkan diri untuk menyerang atau melarikan diri dari ancaman yang ada seperti melarikan diri dari beruang yang sedang menyerang.
Dalam hal ini, Anda dibanjiri hormon seperti adrenalin dan kortisol yang secara fisik dan mental untuk melawan atau melarikan diri. Kondisi ini dapat menyebabkan detak jantung berdebar kencang, gemetar, rasa geli, pernapasan lebih cepat, dan banyak lagi.
2. Menyebabkan Lebih Banyak Masalah Kesehatan Mental
Kecemasan dapat mempengaruhi kesejahteraan emosional dan juga masalah kesehatan mental lainnya.
"Terus-menerus hidup dalam mode stres dapat berkontribusi untuk mengembangkan depresi," kata Juanita Wells, seorang konselor alkohol dan obat bersertifikat dan direktur pengembangan klinis di New Method Wellness. Lebih jauh lagi, kondisi ini juga bisa memicu masalah gangguan makan.
3. Berkontribusi Pada Penyalahgunaan Zat
Baca Juga: Studi: Orang dengan Radang Usus Kemungkinan Alami Kecemasan dan Depresi
Kecemasan yang berkepanjangan bisa sulit untuk ditangani yang menurut Wells mendorong beberapa orang untuk beralih ke obat-obatan dan alkohol untuk membantu meredakan stres.
4. Meningkatkan Risiko Penyakit
Memiliki hormon stres yang beredar dalam jumlah banyak juga dapat meningkatkan peluang Anda terkena penyakit. Penelitian menunjukkan bahwa stres berkepanjangan dapat memberikan tekanan literal pada jantung Anda dan berkontribusi pada masalah seperti serangan jantung dan penyakit jantung.
Wells mengatakan kecemasan kronis juga dapat dikaitkan dengan pengembangan penyakit autoimun seperti lupus atau rheumatoid arthritis. Sebuah studi tahun 2018 di jurnal JAMA menemukan tingkat masalah autoimun yang lebih tinggi di antara orang-orang yang sudah didiagnosis dengan kondisi terkait stres.
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Sampaikan Laporan Kinerja, Puan Maharani ke Masyarakat: Mohon Maaf atas Kinerja DPR Belum Sempurna
Pilihan
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
-
5 Rekomendasi HP 2 Jutaan Memori 256 GB, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Geger Shutdown AS, Menko Airlangga: Perundingan Dagang RI Berhenti Dulu!
-
Seruan 'Cancel' Elon Musk Bikin Netflix Kehilangan Rp250 Triliun dalam Sehari!
Terkini
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar