Suara.com - Pernahkah Anda atau orang di sekitar Anda, memiliki keinginan atau, bahkan, melakukan tindakan melukai diri sendiri?
Orang yang merasakan sakit emosional yang hebat, pernah mengalami trauma, atau menderita kondisi kesehatan mental, lebih cenderung melakukannya secara sengaja.
Seringkali orang yang melukai diri sendiri tidak mau memberi tahu keluarga atau teman mereka dan akan melukai diri sendiri di tempat yang bisa mereka tutupi, seperti di bagian lengan, paha, atau perut.
Berdasarkan laman Health Direct Australia, melukai diri sendiri disebut sebagai non-suicidal self-injury (NSSI). Jadi, kebanyakan orang yang melakukannya tidak mencoba bunuh diri.
Namun, tindakan ini dapat menyebabkan lebih banyak dampak buruk pada kesehatan dan keselamatan orang yang melakukannya. Hal ini dapat berakhir pada bunuh diri yang tidak disengaja.
Contoh tindakan menyakiti diri sendiri:
- Menyilet, membakar atau memukul diri sendiri
- Binge eating atau makan dalam porsi besar, atau membuat dirinya lapar
- Menempatkan diri pada situasi berisiko
- Penyalahgunaan obat atau alkohol
- Overdosis obat resep
Kemungkinan seseorang melukai diri sendiri dapat meningkat jika mereka mengalami pelecehan fisik, emosional, maupun seksual, serta menderita penyakit mental.
Seseorang mungkin juga melukai diri sendiri karena kematian orang yang dicintainya, mengalami rasa sakit seperti perundungan, kehilangan seperti keguguran, atau mengalami kesedihan atau kemarahan yang ekstrim.
Mengapa orang melakukannya?
Baca Juga: Profil Felicia Hutapea, Tegur Luna Maya soal Kesehatan Mental
Ada beberapa alasan seseorang melakukannya, seperti ermotivasi dalam upaya untuk menunjukkan kepada orang lain bahwa mereka sedang berjuang atau untuk mengatasi perasaan dan pikiran yang mengganggu.
Beberapa orang yang kesepian atau mencoba menghilangkan perasaan bersalah serta malu juga bisa melakukan tindakan ini.
Tetapi, perasaan lega setelah melukai diri sendiri hanya bersifat sementara, dan ini dapat menimbulkan keinginan untuk melakukannya lagi di waktu yang lain.
Seseorang yang mengalami kondisi kesehatan mental atau gangguan kepribadian berisiko lebih tinggi untuk melukai diri sendiri atau bunuh diri. Ada juga bukti depresi dapat memicu seseorang melakukan hal ini.
Berita Terkait
Terpopuler
- Selamat Datang Mees Hilgers Akhirnya Kembali Jelang Timnas Indonesia vs Arab Saudi
- Seret Nama Mantan Bupati Sleman, Dana Hibah Pariwisata Dikorupsi, Negara Rugi Rp10,9 Miliar
- Kompetisi Menulis dari AXIS Belum Usai, Gemakan #SuaraParaJuara dan Dapatkan Hadiah
- Ini 5 Shio Paling Beruntung di Bulan Oktober 2025, Kamu Termasuk?
- Rumah Tangga Deddy Corbuzier dan Sabrina Diisukan Retak, Dulu Pacaran Diam-Diam Tanpa Restu Orangtua
Pilihan
-
Bahlil Vs Purbaya soal Data Subsidi LPG 3 Kg, Pernah Disinggung Sri Mulyani
-
3 Rekomendasi HP 1 Jutaan Baterai Besar Terbaru, Pilihan Terbaik Oktober 2025
-
Menkeu Purbaya Pernah Minta Pertamina Bikin 7 Kilang Baru, Bukan Justru Dibakar
-
Dapur MBG di Agam Dihentikan Sementara, Buntut Puluhan Pelajar Diduga Keracunan Makanan!
-
Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
Terkini
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!
-
Produk Susu Lokal Tembus Pasar ASEAN, Perkuat Gizi Anak Asia Tenggara
-
Miris! Ahli Kanker Cerita Dokter Layani 70 Pasien BPJS per Hari, Konsultasi Jadi Sebentar
-
Silent Killer Mengintai: 1 dari 3 Orang Indonesia Terancam Kolesterol Tinggi!
-
Jantung Sehat, Hidup Lebih Panjang: Edukasi yang Tak Boleh Ditunda
-
Siloam Hospital Peringati Hari Jantung Sedunia, Soroti Risiko AF dan Stroke di Indonesia
-
Skrining Kanker Payudara Kini Lebih Nyaman: Pemeriksaan 5 Detik untuk Hidup Lebih Lama
-
CEK FAKTA: Ilmuwan China Ciptakan Lem, Bisa Sambung Tulang dalam 3 Menit
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif