Suara.com - Penyakit kuning tidak hanya dapat menyerang bayi baru lahir tapi juga orang dewasa. Namun yang perlu diketahui adalah, penyebab kuning pada bayi baru lahir dan pada orang dewasa berbeda, sehingga penanganannya tidak bisa disamakan.
Disebut penyakit kuning oleh masyarakat Indonesia, karena ditandai mata, telapak tangan, selaput lidah, urin (air kencing), hingga kulit yang berwarna kuning. Dalam istilah medis, penyakit ini disebut dengan jaundixe atau ikterus.
Dikatakan Dokter Spesialis Bedah Digestif Eka Hospital Bekasi, dr. Indah Mestika Situmorang, Sp. B-KBD, penyebab kuning pada bayi lahir dikarenakan kadar hemoglobin yang terlalu tinggi, yang akhirnya jumlah bilirubin meningkat.
Sedangkan pada orang dewasa biasanya disebabkan karena adanya masalah, gangguan, atau kelainan pada hati, liver, kantong empedu, hingga saluran empedu tersumbat.
Sehingga jika pada bayi baru lahir, dijemur di bawah sinar matahari akan membantu. Maka tidak dengan orang dewasa, karena membutuhkan tindakan pembedahan.
"Sebabnya saja sudah beda antara bayi dan dewasa. Maka kalau sebabnya beda, maka penanganannya juga beda alias bukan dijemur," ujar dr. Indah dalam acara Live IG Eka Hospital, Selasa (6/4/2021).
Bilirubin adalah senyawa pigmen atau cairan berwarna kuning yang diproduksi hati atau liver dan di simpan di kantong empedu.
Setelah makanan turun, maka cairan empedu atau bilirubin akan ikut turun bersama sisa makanan bersatu dalam fases atau kotoran manusia, sehingga berwarna kuning.
Dalam pembedahan, yang perlu dilakukan dokter setelah mendiagnosis penyebab kuning, selanjutnya memperbaiki masalah atau kelainan yang terjadi.
Baca Juga: Pilek pada Bayi Baru Lahir, Penyebab, Gejala, dan Cara Mengatasinya
Dari beberapa kasus yang sering ditangani dr. Indah atau dokter bedah lainnya, paling banyak ditemukan adanya sumbatan berupa batu, dan beberapa di antaranya tumor.
"Sehingga yang perlu diketahui ada macet dari aliran empedu tersebut. Mampetnya bisa karena batu, bisa karena tumor penyebab terbesar, kebanyakan batu," papar dr. Indah.
Namun untuk tumor terbagi pada dua, yakni tumor jinak dan tumor ganas. Dan tumor ganas ini yang patut diwaspadai, karena bisa menyebar ke organ lain, atau sering disebut dengan kanker.
"Ada juga tumor, bisa jinak atau ganas," pungkas dr. Indah.
Berita Terkait
Terpopuler
- 17 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 20 September: Klaim Pemain 110-111 dan Jutaan Koin
- Siapa Zamroni Aziz? Kepala Kanwil Kemenag NTB, Viral Lempar Gagang Mikrofon Saat Lantik Pejabat!
- Prompt Gemini AI untuk Edit Foto Masa Kecil Bareng Pacar, Hasil Realistis dan Lucu
- Bali United: 1 Kemenangan, 2 Kekalahan, Johnny Jansen Dipecat?
- 10 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 21 September 2025, Kesempatan Klaim Pemain OVR 110-111
Pilihan
-
Stanley Matthews: Peraih Ballon dOr Pertama yang Bermain hingga Usia 50 Tahun
-
Jordi Amat Tak Sabar Bela Timnas Indonesia Hadapi Arab Saudi
-
Hasil BRI Super League: Persib Menang Comeback Atas Arema FC
-
Malaysia Turunin Harga Bensin, Netizen Indonesia Auto Julid: Di Sini yang Turun Hujan Doang!
-
Drama Bilqis dan Enji: Ayu Ting Ting Ungkap Kebenaran yang Selama Ini Disembunyikan
Terkini
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis
-
72% Sikat Gigi Dua Kali Sehari, Kok Gigi Orang Indonesia Masih Bermasalah? Ini Kata Dokter!
-
Padel Court Pertama Hadir di Dalam Mal, Bawa Olahraga Jadi Makin Fun!
-
Nyaris Setengah Anak Indonesia Kekurangan Air Minum: Dampaknya ke Fokus dan Belajar
-
Event Lari Paling Seru! 8.500 Pelari Pulang Happy dengan Goodie Bag Eksklusif
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia