Suara.com - Autoimun jadi salah satu penyakit yang tidak bisa diprediksi dampaknya, mulai dari hanya menimbulkan masalah ringan, hingga sangat berat. Seperti yang dialami perempuan ini, di mana ia kehilangan tulang rawan dan tulang hidung akibat autoimun yang dideritanya.
Fenomena ini diketahui setelah perempuan berusia 34 tahun tersebut memeriksakan diri ke klinik bedah plastik wajah. Setelah diperiksa, benar saja hidung perempuan tersebut hancur dan ujung hidungnya tertarik ke dalam.
Kasus ini diterbitkan dalam The New England Journal of Medicine (NEJM) pada 5 April 2021 lalu.
Adapun gejala yang dialami di antaranya peradangan di hidung dan lapisan sinusnya yang terjadi terus menerus. Kondisi ini menurut dokter disebut dengan 'rhinosinusitis kronis'.
Tidak hanya itu ia juga mengalami pertumbuhan daging di rongga hidung atau yang disebut dengan polip. Ditambah sering kali ada lendir tipis yang bocor dari hidung mengering lalu berdarah setelah mengeras di bagian dalam rongga hidungnya.
Saat melakukan pemeriksaan fisik melalui pemindaian tomografi (CT) terlihat perempuan tersebut kehilangan hampir seluruh hidungnya, karena tulangnya menghilang.
Terlihat juga kerusakan parah pada tulang rawan hidungnya, dan menghasilkan lubang besar di bagian septum.
Akhirnya para dokter melakukan tes untuk mengidentifikasi antibodi di peredaran darah perempuan tersebut. Hasilnya ditemukan ada antibodi tingkat tinggi yang menargetkan proteinase 3 (PR3), protein dalam sel darah putih.
Antibodi tubuh ini menyerang PR3 atau sejenis autoantibodi atau autoimun, yang berarti sistem kekebalan tubuh menyerang sel sehat, yang mengakibatkan peradangan di pembuluh darah, termasuk menyebabkan kerusakan organ seperti ginjal, paru, hingga saluran napas.
Baca Juga: Duh! Jelang Pernikahan Aurel Hermansyah, Penyakit Ashanty Kambuh
Berdasarkan keberadaan PR3 itu, dokter mendiagnosis perempuan tersebut mengalami 'granulomatosis with polyangitis atau GPA.
Untuk mengobati GPA perempuan tersebut, dokter meresepkan rituximab, yang akan merawat antibodi yang menyerang sel sehat atau sel B. Sehingga nantinya sistem imun dibuat tidak berfungsi dan tidak bisa menyerang sel sehat.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Pecah Bisu Setelah Satu Dekade, Ayu Ting Ting Bongkar Hubungannya dengan Enji Baskoro
- Profil dan Rekam Jejak Alimin Ribut Sujono, Pernah Vonis Mati Sambo dan Kini Gagal Jadi Hakim Agung
- Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
- Ditunjuk Prabowo Reformasi Polri: Sosok Ahmad Dofiri Jenderal Rp7 Miliar Berani Pecat Ferdy Sambo!
- Sosok Kompol Anggraini, Polwan Diduga Jadi 'Badai' di Karier Irjen Krishna Murti, Siapa Dia?
Pilihan
-
5 Rekomendasi HP 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaru September 2025
-
Perbandingan Spesifikasi Redmi 15C vs POCO C85, Seberapa Mirip HP 1 Jutaan Ini?
-
Rapor Pemain Buangan Manchester United: Hojlund Cetak Gol, Rashford Brace, Onana Asisst
-
Kata Media Prancis Soal Debut Calvin Verdonk: Agresivitas Berbuah Kartu
-
3 Catatan Menarik Liverpool Tumbangkan Everton: Start Sempurna The Reds
Terkini
-
Manfaat Donor Darah Kurang Maksimal Tanpa Peralatan Pendukung Terbaik
-
Awas, Penyakit Jantung Koroner Kini Mulai Serang Usia 19 Tahun!
-
Anak Rentan DBD Sepanjang Tahun! Ini Jurus Ampuh Melindungi Keluarga
-
Main di Luar Lebih Asyik, Taman Bermain Baru Jadi Tempat Favorit Anak dan Keluarga
-
Dari Donor Kadaver hingga Teknologi Robotik, Masa Depan Transplantasi Ginjal di Indonesia
-
Banyak Studi Sebut Paparan BPA Bisa Timbulkan Berbagai Penyakit, Ini Buktinya
-
Rahasia Hidup Sehat di Era Digital: Intip Inovasi Medis yang Bikin Umur Makin Panjang
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan