Suara.com - Pemberlakuan uji coba sekolah tatap muka mendapat kritik dari pakar epidemiologi. Kenapa?
Epidemiolog dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dr. Pandu Riono, MPH, Ph.D, mengatakan vaksinasi bukan alasan dibukanya kembali sekolah.
Sebab meski guru dan tenaga pendidik sudah divaksinasi, tidak menutup kemungkinan anak tertular COVID-19 dari luar sekolah.
"Penyebabnya bukan karena sekolah, karena anak di rumah ketemu sama orang tua dan orang lain. Tahun lalu kan banyak kluster keluarga, kluster keluarga itu salah satunya ada yang bawa virus dari orang lain ke rumah," paparnya.
Karena itu, tidak ada jaminan bahwa tidak ada sekolah dan belajar mengajar, maka anak aman di rumah.
"Itu pendapat yang keliru, karena waktu itu saya tidak setuju adanya isolasi mandiri. Karena tidak ada rumah di Indonesia yang bisa membuat aman," katanya lagi.
Walaupun sudah melakukan pembatasan, menurutnya angka kasus penularan tetap saja menaik. Hal ini menurutnya terjadi karena proses isolasi yang tidak tepat.
"Yang menjadi masalah besar adalah walaupun sudah lockdown, tetap saja kasusnya tinggi. Kenapa, karena pemerintah tidak melakukan proses isolasi yang benar. Karena itu wisma atlet dibuka semuanya, dan memutuskan semua harus isolasi di tempat yang disediakan pemerintah. Begitu," jelasnya.
Tak hanya itu, antisipasi dibukanya kembali sekolah perlu diterapkan prinsip pencegahan risiko, agar tidak terjadi kembali penularan kluster anak di sekolah nantinya. Ia menjelaskan yang pertama harus memakai masker, kelas jangan sampai penuh dengan pembatasan fasilitas, dan anak tidak perlu sekolah setiap hari.
Baca Juga: Badung Akan Buka Sekolah di Kecamatan Petang, Jadi Percontohan PTM
Kombinasi proses belajar mengajar dari tatap muka dan jarak jauh di masa pandemi ini, satu hari hanya dilaksanakan dalam tiga jam.
"Tatap mukanya mungkin tahap pertamanya bukan satu hari, tapi tiga jam, nanti berikutnya kalau terbiasa dinaikkan jadi enam jam. Jadi ya bertahap," jelasnya.
Selain itu, orang tua siswa boleh memilih anak untuk ikut sekolah tatap muka atau ikut belajar jarak jauh tanpa unsur paksaan. Hal ini untuk membangun kepercayaan orang tua, terkait keamanan sekolah.
"Orang tua akan tahu sendiri, jadi maksudnya supaya pemerintah membangun kepercayaan pada orang tua. Jadi bagaimana meyakinkan orang tua bahwa sekolahnya aman lho, kalau belum aman ya jangan dulu. Jadi tidak ada unsur paksaan, kalau perlu semuanya kerja sama," tutupnya.
Apa yang perlu dipersiapkan orang tua jika anak mengikut sekolah tatap muka? Perlu sediakan alat perlindungan diri, salah satunya masker dan faceshield.
Tak lupa pastikan anak pulang sekolah dengan antar jemput yang aman, lalu bersihkan badan setelah melakukan sekolah tatap muka.
Berita Terkait
-
Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
-
Digaji Fantastis, Kinerja DPRD Kabupaten Bogor Dipertanyakan: Tak Terdengar dan Tak Terlihat?
-
Ironi! Tunjangan DPRD Kabupaten Bogor Nyaris Rp100 Juta Sebulan, 59 Ribu Anak Terancam Putus Sekolah
-
Bye-bye Biaya Selangit! Sekolah Ini Buktikan Pendidikan Cambridge Bisa Terjangkau, Begini Caranya
-
Sekolah Rusak, Siswa SDN Tegal Benteng Bogor Belajar di Halaman Rumah Warga
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern