Suara.com - Bulan Ramadhan adalah bulan spesial bagi umat Islam di seluruh dunia. Ketika bulan suci tersebut tiba, mereka yang beragama Muslim diwajibkan untuk menunaikan ibadah puasa selama sebulan penuh.
Namun, kegembiraan tersebut tidak bisa dirasakan oleh para pasien penderita kanker. Pasalnya, saat memasuki bulan Ramadhan mereka dilema untuk menunaikan kewajiban berpuasa.
Banyak orang khawatir puasa bisa memengaruhi kondisi dan memperparah penyakit. Namun, sebenarnya bolehkah penderita kanker berpuasa? Kemudian, bagaimana panduan aman menjalankan puasa untuk pasien kanker?
Menanggapi hal tersebut, seorang artis yang juga menjadi penyintas kanker, Shahnaz Haque mengatakan pada dasarnya pasien kanker bisa menjalani ibadah puasa asal mereka sudah mengantongi surat izin berpuasa dari dokter.
"Pokoknya yang terpenting adalah sudah mengantongi surat izin dari dokter kankernya kalau memang boleh berpuasa," kata Shahnaz saat berbincang dengan Suara.com beberapa waktu lalu.
Selain itu, Shahnaz juga mengingatkan kepada penderita kanker ketika menjalani ibadah puasa harus memerhatikan nutrisi yang dikonsumsinya. Menurutnya, banyak mitos dan fakta terkait pengidap kanker yang berpuasa.
Untuk itu penting mencari banyak informasi melalui internet untuk memenuhi nutrisi yang akan dikonsumsi.
"Jangan belajar nutrisi atau mencari tentang kesehatan dari internet. Karena kalau lewat internet siapa yang mau bertanggung jawab. Jadi jangan sampai missed leading jangan percaya dengan mitos tanpa tahu faktanya. Kan yang kita makan sebagai pasien dan penyintas harus paham makanan yang kita konsumsi,” katanya.
Lebih lanjut ia menjelaskan, banyak yang mengatakan bahwa pasien atau penyintas kanker tidak boleh terlalu banyak mengonsumsi gula. Ngidam manis bisa diganti dengan mengonsumsi makanan lain yang lebih sehat seperti kurma.
Baca Juga: Update 22 April: Warga Indonesia Positif Covid Kini Capai 1.626.812 Orang
"Manis bukan hanya darigula. Katanya juga pasien nggak boleh makan ikan asin bisa memicu kanker kelenjar atau gangguan pernapasan, ini kan harus dikaji lagi, seberapa banyak apa dulu kita makannya. Atau daging yang diasap atau ikan bandeng asap. Nah disini yang harus diperhatikan nutrisinya mana yang boleh mana yang nggak atau nustrisi mana yang baik tapi bisa diganti,” katanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Kecewa Kena PHP Ivan Gunawan, Ibu Peminjam Duit: Kirain Orang Baik, Ternyata Munafik
- Nasib Maxride di Yogyakarta di Ujung Tanduk: Izin Tak Jelas, Terancam Dilarang
- Rekam Jejak Brigjen Helfi Assegaf, Kapolda Lampung Baru Gantikan Helmy Santika
- Ahmad Sahroni Ternyata Ada di Rumah Saat Penjarahan, Terjebak 7 Jam di Toilet
- Gibran Dicap Langgar Privasi Saat Geledah Tas Murid Perempuan, Ternyata Ini Faktanya
Pilihan
-
Sidang Cerai Tasya Farasya: Dari Penampilan Jomplang Hingga Tuntutan Nafkah Rp 100!
-
Sultan Tanjung Priok Cosplay Jadi Gembel: Kisah Kocak Ahmad Sahroni Saat Rumah Dijarah Massa
-
Pajak E-commerce Ditunda, Menkeu Purbaya: Kita Gak Ganggu Daya Beli Dulu!
-
Dukungan Dua Periode Prabowo-Gibran Jadi Sorotan, Ini Respon Jokowi
-
Menkeu Purbaya Putuskan Cukai Rokok 2026 Tidak Naik: Tadinya Saya Mau Turunin!
Terkini
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja
-
Viral Guyonan Lelaki Manja saat Sakit, Dokter Saraf Bongkar Fakta Toleransi Nyeri
-
Bukan Cuma Pekerja, Ternyata Orang Tua juga Bisa Burnout karena Masalah Membesarkan Anak
-
Benarkah Diet Keto Berisiko untuk Kesehatan? Ini Jawaban Ahli
-
Tren Mengkhawatirkan! Mengapa Kasus Kanker pada Anak Muda Meningkat?
-
Gaya Hidup Higienis: Kebiasaan Kecil yang Berdampak Besar bagi Tubuh
-
Mengenal Penyakit Lyme yang Diderita Bella Hadid: Bagaimana Perawatannya?
-
Terapi Imunologi Sel: Inovasi Perawatan Kesehatan untuk Berbagai Penyakit Kronis