Suara.com - Saat ini, pemerintah India tengah dihantam tsunami Corona lantaran kasus infeksi harian Covid-19 di India telah mencapai rekor tertinggi, melebihi kasus di Indonesia dalam beberapa hari terakhir. Lonjakan penularan Covid-19 terjadi karena masyarakat mulai abai terhadap protokol kesehatan. Masyarakat diduga mulai lelah dan menganggap wabah Corona sudah tidak ada atau Pandemic Fatigue.
Belajar dari gelombang penyebaran Covid-19 di India, pemerintah Indonesia saat ini masih berjuang untuk meningkatkan tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan di tengah upaya percepatan vaksinasi Covid-19. Pasalnya masih banyak masyarakat kembali hidup dengan cara sebelum adanya pandemi karena sudah merasa jenuh berjibaku dengan pandemi Covid-19.
“Pelajaran yang harus kita pegang dari kejadian di India adalah, begitu kasus Covid-19 meningkat, maka diikuti juga meningkatnya angka kematian,” demikian dikatakan Ahli Virologi Universitas Udayana Bali Prof. Dr. drh. I Gusti Ngurah Kade Mahardika, yang juga merupakan Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), dalam dialog "Belajar dari India, Tingkatkan Kepatuhan Protokol Kesehatan Sekarang Juga", Kamis (29/4/2021).
Dalam acara yang sama, Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr. Ede Surya Darmawan SKM, MDM, juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 belum berakhir. Dan oleh karena itu, perlu memperkuat protokol kesehatan.
“Konteks utama protokol kesehatan itu menjaga jarak. Artinya, kita tidak boleh berkerumun sama sekali. Kemudian memakai masker, dan terakhir mencuci tangan,” ungkap Ede.
Ia juga menambahkan bahwa euforia vaksinasi di India menjadi salah satu faktor terjadinya peristiwa tsunami Covid-19.
“Lingkup vaksinasi di India sebenarnya masih sekisar di angka 7 persen dari jumlah penduduknya, sehingga euforia vaksinasi di sana masih dini. Jangan sampai ini terjadi di Indonesia, karena lingkup vaksinasi di Indonesia baru menyentuh angka 2,5 persen dari jumlah penduduk,” paparnya.
Saat ini, New Delhi tengah memasuki fase kedua lockdown yang sudah diperpanjang. Sebelumnya, lockdown dimulai pada tanggal 20-26 April, menjadi 27 April sampai 3 Mei 2021.
Baca Juga: Sejumlah Perkantoran di Jaksel Ditemukan Langgar Protokol Kesehatan
Berita Terkait
Terpopuler
- 2 Cara Menyembunyikan Foto Profil WhatsApp dari Orang Lain
- Omongan Menkeu Purbaya Terbukti? Kilang Pertamina di Dumai Langsung Terbakar
- Selamat Tinggal Timnas Indonesia Gagal Lolos Piala Dunia 2026, Itu Jadi Kenyataan Kalau Ini Terjadi
- Jemput Weekend Seru di Bogor! 4 Destinasi Wisata dan Kuliner Hits yang Wajib Dicoba Gen Z
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
Pilihan
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
-
165 Kursi Komisaris BUMN Dikuasai Politisi, Anak Buah Prabowo Merajai
Terkini
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif
-
Fenomena Banyak Pasien Kanker Berobat ke Luar Negeri Lalu Lanjut Terapi di Indonesia, Apa Sebabnya?
-
Anak Percaya Diri, Sukses di Masa Depan! Ini yang Wajib Orang Tua Lakukan!