Suara.com - Seorang pengguna TikTok bernama Ramena, dengan akun @ramenasaidwow, sengaja memakan biji pepaya karena dipercaya dapat membasmi parasit usus.
"Rasanya seperti spidol penghapus kering, dan itu benar-benar menjijikkan," kata Ramena dalam video yang diunggahnya pekan lalu.
Dalam unggahan selanjutnya, Ramena mengaku sudah buang air besar tiga kali dalam beberapa jam sekaligus mengeluarkan parasit usus.
"Itu terlihat, terlihat sangat berbeda dari kotoran yang biasanya. Tampak seperti bentuk cacing," sambungnya, meyakinkan pengikutnya di TikTok.
Meski cara ini terasa aneh, ada dasar sains tentang biji pepaya dapat membunuh beberapa bentuk parasit. Tetapi efektivitasnya jauh dari kata kuat.
Sebuah penelitian kecil yang terbit di Journal of Medicinal Food menganalisis 60 anak di Nigeria yang memiliki parasit usus. Kemudian mereka meminum minuman yang terbuat dari biji pepaya kering dan madu.
Saat peneliti memeriksa kotoran anak-anak tersebut, mereka menemukan, minuman yang dikonsumsi terbukti membersihkan parasit usus.
"Biji pepaya yang dikeringkan berkhasiat dalam mengobati parasit usus manusia dan tanpa efek samping yang berarti," ujar peneliti, dilansir Health.
Meski begitu, para ahli tidak merekomendasikannya. "Ini belum terbukti efektif di luar pengaturan uji klinis," kata pakar penyakit menular Amesh A. Adalja, MD, sarjana senior di Johns Hopkins Center for Health Security.
Baca Juga: Banyak Orang Mengonsumsi Obat Anti-Parasit Hewan untuk Pengobatan Covid-19
Ada data yang menunjukkan bahwa makanan tertentu memiliki senyawa di dalamnya yang mungkin memiliki kemampuan membunuh parasit tertentu dan mengeluarkannya dari tubuh.
"Tetapi tidak ada data pasti yang menyarankan Anda harus mengubah pola makan agar menjadi antiparasit," pungkas Adalja.
Ramena mengatakan bahwa dia merasa sakit setelah makan biji pepaya.
Ahli gizi bersertifikat, Gina Keatley, mengatakan hal itu dapat terjadi karena menelan banyak biji bisa membuat perut sakit. Selain itu, tidak ada kandungan nutrisinya.
"Menelan biji utuh tidak akan memungkinkan tubuh Anda mengakses nutrisi selain serat yang tidak larut," pungkas Keatley.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
CERPEN: Liak
-
Rencana KBMI I Dihapus, OJK Minta Bank-bank Kecil Jangan Terburu-buru!
-
4 Rekomendasi HP 5G Murah Terbaik: Baterai Badak dan Chipset Gahar Desember 2025
-
Entitas Usaha Astra Group Buka Suara Usai Tambang Emas Miliknya Picu Bencana Banjir Sumatera
-
PT Titan Infra Sejahtera: Bisnis, Profil Pemilik, Direksi, dan Prospek Saham
Terkini
-
Obat Autoimun Berbasis Plasma Tersedia di Indonesia, Hasil Kerjasama dengan Korsel
-
Produksi Makanan Siap Santap, Solusi Pangan Bernutrisi saat Darurat Bencana
-
Indonesia Kian Serius Garap Medical Tourism Premium Lewat Layanan Kesehatan Terintegrasi
-
Fokus Mental dan Medis: Rahasia Sukses Program Hamil Pasangan Indonesia di Tahun 2026!
-
Tantangan Kompleks Bedah Bahu, RS Ini Hadirkan Pakar Dunia untuk Beri Solusi
-
Pola Hidup Sehat Dimulai dari Sarapan: Mengapa DIANESIA Baik untuk Gula Darah?
-
Dapur Sehat: Jantung Rumah yang Nyaman, Bersih, dan Bebas Kontaminasi
-
Pemeriksaan Hormon Sering Gagal? Kenali Teknologi Multiomics yang Lebih Akurat
-
Di Balik Prestasi Atlet, Ada Peran Layanan Kesehatan yang Makin Krusial
-
Terobosan Baru Pengobatan Diabetes di Indonesia: Insulin 'Ajaib' yang Minim Risiko Gula Darah Rendah