Suara.com - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI, menghentikan sementara penggunaan vaksin Covid-19 AstraZeneca dengan nomor bets atau nomor batch CTMAV 547.
Penghentian sementara ini dilakukan lantaran BPOM bersama KOMNAS PP KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) dan KOMDA PP KIPI tengah melakukan investigasi memastikan keamanan dan mutu vaksin sebelum digunakan lebih lanjut di Indonesia.
Dari sisi keamanan, investigasi dilakukan dengan mengalisa hubungan sebab akibat, antara vaksin AstraZeneca dan KIPI khususnya terkait alergi, gejala yang dialami hingga kapan gejala mulai dirasakan penerima vaksin.
Sedangkan dari sisi analisa mutu, dilakukan uji sterilitas (kebersihan produk dari mikroorganisme hidup) dan uji toksisitas (adanya potensi merusak) pada vaksin AstraZeneca nomor bets CTMAV 547.
"Tindakan ini dilakukan untuk mengetahui apabila ada keterkaitan mutu produk dengan KIPI yang dilaporkan, khususnya untuk mengetahui jaminan mutu saat pendistribusian dan penyimpanan serta untuk menjamin konsistensi jaminan mutu produk sesuai hasil lot release yang telah dilakukan sebelum vaksin diedarkan," jelas BPOM melalui keterangan tertulisnya yang diterima suara.com, Rabu (19/5/2021).
Sementara itu, hingga kini BPOM masih berpegang teguh pada keputusan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO dan badan otoritas obat global seperti European Medicines Agency (EMA) pada tanggal 7 April 2021 lalu.
Keputusan itu mengatakan manfaat vaksin AstraZeneca lebih besar dibanding risikonya. Hal ini terbukti dari kasus pembekuan darah yang dilaporkan hanya 222 kasus dari pemberian terhadap 34 juta dosis vaksin yang sudah disuntikan.
Ini artinya, kata BPOM, risiko kasus pembekuan darah terjadi kurang dari 1 atau 0,00065 persen dari 10.000 orang yang disuntik vaksin AstraZeneca.
"Kejadian ini jauh lebih rendah dibandingkan kemungkinan terjadinya kasus pembekuan darah akibat penyakit Covid-19 sebesar 165 ribu kasus per 1 juta (16,5 persen)," pungkas BPOM.
Baca Juga: Tidak Boleh Digunakan, Sulsel Simpan Lebih 12 Ribu Dosis Vaksin AstraZeneca
Sementara itu rencananya hingga akhir Mei 2021, Indonesia akan menerima 11,7 juta dosis vaksin AstraZeneca melalui kerjasama multilateral COVAX, yakni program bantuan vaksin dari WHO untuk negara-negara miskin.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya