Suara.com - Hingga saat ini umumnya vaksin Covid-19 diberikan sebanyak dua dosis. Tapi, kini Inggris tengah melakukan penelitian dengan memberikan dosis ketiga pada sejumlah masyarakat.
Riset nasional ini bertujuan untuk mencari tahu apakah pemberian suntikan "penguat" dosis ketiga vaksin Covid-19 akan aman dan efektif dalam mengembangkan perlindungan imun terhadap COVID-19.
Dikutip dari ANTARA, sebanyak 3.000 peserta rencananya dilibatkan dalam studi ini. Nantinya peneliti akan menguji tujuh vaksin Covid-19 yang berbeda. Beberapa vaksin telah mengantongi restu regulator dan digunakan secara luas. Yang lainnya masih dalam pengembangan.
Para pejabat Inggris merencanakan kemungkinan melancarkan gerakan vaksinasi penguat sebelum musim dingin setelah awalnya menargetkan imunisasi dengan jadwal dua dosis untuk seluruh populasi orang dewasa pada musim panas.
Produsen vaksin utama, serta sejumlah pembuat kebijakan di Amerika Serikat, juga telah menyarankan bahwa suntikan COVID-19 penguat atau bahkan tahunan mungkin diperlukan. Namun, sejumlah pakar kesehatan dunia mempertanyakan tentang adanya bukti yang menunjukkan bahwa vaksinasi berulang diperlukan.
Profesor imunologi anak dan penyakit menular Southampton University Inggris, Saul Faust, yang juga akan memimpin riset tersebut, mengatakan temuan-temuan mereka akan memberi tahu para perencana dan politisi strategi vaksinasi "dalam keputusan mereka tentang apakah akan memperkuat siapa saja dengan suntikan ketiga, atau -- jika mereka akan mendapatkan suntikan penguat-- vaksin mana yang akan digunakan."
Vaksin Covid-19 yang sedang dievaluasi mencakup produksi Pfizer, AstraZeneca, dan Moderna yang sudah diluncurkan di Inggris, serta vaksin buatan Johnson & Johnson, Novavax, Valneva, dan CureVac yang sudah meneken kontrak dengan Inggris.
Vaksin-vaksin itu akan diberikan sebagai suntikan ketiga untuk penerima dua dosis vaksin Pfizer atau AstraZeneca. Temuan awal penelitian diperkirakan muncul pada September.
"Data dari uji klinis pertama dunia ini akan membantu penyusunan program penguatan kita akhir tahun ini," kata Menteri Kesehatan Matt Hancock.
Baca Juga: Kemenkes Minta Pemda Tentukan Masyarakat Rentan Untuk Dapat Vaksin Covid-19
Hancock juga mengatakan Inggris akan menjadi tuan rumah pertemuan menteri kesehatan G7 di Oxford pada 3-4 Juni.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 Ramalan Shio Paling Beruntung di Akhir Pekan 4-5 Oktober 2025
- DANA Kaget Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cair Rp 255 Ribu
- Fakta-Fakta Korupsi Bupati HSS Kalsel, Diduga Minta Dana Proyek Puluhan Miliar
- 20 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 4 Oktober 2025, Klaim Ballon d'Or dan 16.000 Gems
- 18 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 3 Oktober: Klaim Ballon d'Or 112 dan Gems
Pilihan
-
Formasi Bocor! Begini Susunan Pemain Arab Saudi Lawan Timnas Indonesia
-
Getol Jualan Genteng Plastik, Pria Ini Masuk 10 Besar Orang Terkaya RI
-
BREAKING NEWS! Maverick Vinales Mundur dari MotoGP Indonesia, Ini Penyebabnya
-
Harga Emas Terus Meroket, Kini 50 Gram Dihargai Rp109 Juta
-
Bursa Saham 'Pestapora" di Awal Oktober: IHSG Naik, Transaksi Pecahkan Rekor
Terkini
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030
-
Atasi Pembesaran Prostat Tanpa Operasi Besar? Kenali Rezum, Terapi Uap Air yang Jadi Harapan Baru
-
Dukungan untuk Anak Pejuang Kanker, Apa Saja yang Bisa Dilakukan?
-
Anak Sering Mengeluh Mata Lelah? Awas, Mata Minus Mengintai! Ini Cara Mencegahnya
-
Dokter dan Klinik Indonesia Raih Penghargaan di Cynosure Lutronic APAC Summit 2025
-
Stop Ruam Popok! 5 Tips Ampuh Pilih Popok Terbaik untuk Kulit Bayi Sensitif