Suara.com - Varian baru virus corona India yang menimbulkan kekhawatiran membuat banyak orang mempertanyakan tentang efektivitas vaksin Covid-19. Karena, varian virus corona ini memiliki mutasi ganda yang diduga membuatnya kebal dari vaksin Covid-19.
Vaksin Moderna, salah satu vaksin Covid-19 yang paling efektif di pasangan dan tingkat efektivitas sekitar 94,1 persen melawan infeksi. Salah satu hal yang membuat vaksin Moderna ini memiliki tingkat kemanjuran tinggi adalah metode yang digunakannya messenger RNA (mRNA).
Vaksin Moderna ini bekerja dengan memberikan instruksi mRNA untuk memerangi virus corona Covid-19. Bukti awal menunjukkan metode ini juga bisa melawan varian virus corona India, yang dikenal sebagai B.1.617.
Awal bulan Mei 2021 ini, regulator Eropa telah mengumumkan bahwa mereka cukup yakin kalau vaksin Covid-19 yang menggunakan metode ini bisa mencegah serangan B.1.617.
Dalam konferensi pers 12 Mei 2021, Marco Cavaleri, manajer strategi vaksin EMA mengatakan vaksin Covid-19 dengan metode mRNA dan adenovirus bisa mencegah infeksi virus.
"Sejauh ini, kami cukup yakin bahwa vaksin Covid-19 akan efektif melawan varian virus corona Covid-19 ini secara keseluruhan," kata Marco Cavaleri dikutip dari Express.
Mereka juga mengatakan bahwa EMA telah memantau varian virus corona India dengan cepat. Mereka melihat bukti yang menjanjikan bahwa vaksin mRNA akan mampu menetralkan varian virus corona ini.
Kemudian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengonfirmasi studi pendahuluan yang belum mencapai tinjauan sejawat menemukan hasil serupa. Mereka menemukan vaksin Moderna mampu menekan kasus varian baru virus corona India.
Sebelumnya, mutasi ganda dalam varian virus corona India ini memicu kekhawatiran karena lebih mudah menyebar dan lolos dari kekebalan yang terbentuk olah vaksin Covid-19.
Baca Juga: Waspada! Ilmuwan Kembali Temukan Jenis Baru Virus Corona
Tapi, sekarang ini para ilmuwan menyimpulkan bahwa varian virus corona itu tidak cukup mengancam. Profesor Neil Ferguson juga memprediksi bahwa kasus infeksi telah menurun, sehingga berpotensi lebih mudah dikendalikan.
Berita Terkait
Terpopuler
- Breaking News! PSSI Resmi Umumkan Pelatih Timnas Indonesia
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
- 5 Rekomendasi Cushion Mengandung Skincare Anti-Aging Untuk Usia 40 Ke Atas
- Djarum Buka Suara soal Pencekalan Victor Hartono dalam Kasus Dugaan Korupsi Tax Amnesty
- 5 Smartwatch Terbaik untuk Olahraga dan Pantau Detak Jantung, Harga Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Timnas Indonesia: U-17 Dilatih Timur Kapadze, Nova Arianto Tukangi U-20, Bojan Hodak Pegang Senior?
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis