Suara.com - Sejak awal pandemi Covid-19 terjadi, berbagai cara dilakukan masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Tema kekebalan tubuh telah menjadi topik yang cukup sering dibicarakan oleh publik.
Salah satu yang sering disinggung adalah peran vitamin C yang diklaim mampu menjaga imunitas. Vitamin C juga disebut menjadi salah satu asupan yang dikonsumsi pasien Covid-19 selama masa perawatan.
Tak heran, masyarakat sehat pun turut mengonsumsi zat kimia asam askorbat itu dalam berbagai bentuk, baik langsung dari sumber makanan seperti buah-buahan maupun suplemen.
Ahli Gizi Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Fitria Aprilianti menjelaskan, vitamin C memang punya peran penting untuk kelebalan tubuh.
"Kenapa bisa bantu meningkatkan kekebalan, karena mendorong tingkatkan sel darah putih yang sifatnya untuk mencegah infeksi. Itu juga kenapa orang orang berlomba-lomba mencari kebutuhan vitamin c waktu awal pandemi," kata Fitria dalam siaran langsung Instagram RSUI, Selasa (8/6/2021).
Oleh sebab itu, kekurangan vitamin C bisa menyebabkan berbagai masalah kesehatan. Fitria menyampaikan bahwa seseorang yang kekurangan kadar vitamin C bisa terlihat secara fisik.
"Dampaknya kalau kita kekurangan vitamin C, kulit jadi lebih kering, kusam, enggak glowing, gampang lelah atau anemia karena vitamin C ini salah satu fungsinya untuk menyerap zat besi. Jadi kalau kita kekurangan vitamin C otomatis sel darah putih ikut berkurang itu menyebabkan anemia," jelasnya.
Anemia yang terus terjadi dalam jangka waktu lama tentu akan mempengaruhi suplay oksigen juga nutrisi yang dibawa sel darah merah keseluruh tubuh. Selain itu juga lurangnya vitamin C bisa menghambat proses penyembuhan luka.
Fitria menyampaikan bahwa kebutuhan vitamin C setiap orang tergantung dati beat badannya. Tetapi secara umum, kebutuhan orang dewasa untuk perempuan sekitar 70 mg sedangkan laki-laki 90 mg. Meski begitu, tubuh masih bisa mentolerir asupan vitamin C berlebih hingga 100-200 mg.
Baca Juga: Tambah Jadi 17 Daerah, Ini Daftar Lengkap Zona Merah Covid-19 di Indonesia
"Vitamin C yang berlebihan akan dikeluarkan dalam urin. Tubuh kita tahu berapa kebutuhannya, tapi yang disarankan oleh angka kecukupan gizi untuk dewasa cukup 90 mg," pungkasnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Jenderal TNI Muncul di Tengah Konflik Lahan Jusuf Kalla vs GMTD, Apa Perannya?
-
Geger Keraton Solo: Putra PB XIII Dinobatkan Mendadak Jadi PB XIV, Berujung Walkout dan Keributan
-
Cetak 33 Gol dari 26 Laga, Pemain Keturunan Indonesia Ini Siap Bela Garuda
-
Jawaban GoTo Usai Beredar Usul Patrick Walujo Diganti
-
Waduh, Rupiah Jadi Paling Lemah di Asia Lawan Dolar Amerika Serikat
Terkini
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi