Suara.com - Seorang wanita asal Afrika Selatan bernama Gosiame Thamara Sithole (37) telah didaftarkan sebagai pemecah rekor dunia baru dengan melahirkan 10 bayi kembar, Selasa (8/6/2021) malam.
Jumlah tersebut sempat membuat heran suaminya. Sebab, saat di-USG, dokter hanya melihat 8 janin di dalam kandungan istrinya. Tetapi saat lahir bertambah dua bayi.
"Ini tujuh laki-laki dan tiga perempuan. Saya senang. Saya emosional. Saya tidak bisa bicara banyak," tutur sang suami, Teboho Tsoets.
Persalinan ini terjadi dalam usia kehamilan 29 minggu, tempatnya di salah satu rumah sakit di Pretoria, Afrika Selatan.
Menurut anggota keluarganya, dilansir BBC, persalinan dilakukan secara natural dan operasi caesar, yakni lima melalui persalinan normal dan lima caesar.
Sithole, yang sudah memiliki anak kembar berusia enam tahun, mengaku bahwa kehamilannya ini terjadi secara natural. Ia tidak menjalani perawatan kesuburan apa pun.
Kepada Pretoria News, Sithole mengatakan awalnya dokter mengira ia akan melahirkan enam anak (sextuplets) sebelum USG. Ketika sudah menjalani USG lebih lanjut, baru diketahui bahwa ia memiliki 8 janin.
Sedangkan dua lainnya tidak dapat terdeteksi karena berada di dalam tabung yang salah.
"Saya terkejut dengan kehamilan saya. Itu sulit di awal. Itu sulit bagi saya. Ini masih sulit tetapi saya sudah terbiasa sekarang," tutur Sithole.
Baca Juga: Influencer Pasang Tarif Rp 200 Juta untuk Live Streaming Persalinan, Tertarik Nonton?
"Saya hanya berdoa agar Tuhan membantu saya melahirkan semua anak dalam kondisi sehat, dan agar anak-anak saya lahir hidup-hidup," lanjutnya, menceritakan keinginan terbesarnya saat hamil.
Meski begitu, ia mengaku sering mengalami kesulitan tidur akibat khawatir dengan kondisi janinnya di dalam rahim.
"Bagaimana mereka bisa muat di dalam rahim? Akankah mereka bertahan? Bagaimana jika mereka keluar siam di kepala, di perut atau tangan? Seperti, apa yang akan terjadi? Saya bertanya pada diri sendiri semua pertanyaan ini sampai dokter meyakinkan saya bahwa rahim saya mulai membesar di dalam," kenangnya.
Setelah lahir, ia pun bersyukur anak-anaknya selamat tanpa mengalami komplikasi.
Wakil kepala sekolah kedokteran di Universitas Ilmu Kesehatan Sefako Makgatho, Profesor Dini Mawela, mengatakan kasus seperti Sithole jarang terjadi dan biasanya disebabkan oleh perawatan kesuburan.
Perawatan kesuburan dilakukan dengan cara menyuntikkan telur sebanyak mungkin untuk meningkatkan kemungkinan pembuahan karena asumsi beberapa dari telur tersebut akan mati.
Berita Terkait
Terpopuler
- Rhenald Kasali di Sidang ASDP: Beli Perusahaan Rugi Itu Lazim, Hakim Punya Pandangan Berbeda?
- 19 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 5 Oktober: Ada 20.000 Gems dan Pemain 110-113
- Beda Pajak Tahunan Mitsubishi Destinator dan Innova Reborn, Lebih Ringan Mana?
- 3 Shio Paling Beruntung Pekan Kedua 6-12 Oktober 2025
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Perbandingan Spesifikasi vivo V60 Lite 4G vs vivo V60 Lite 5G, Kenali Apa Bedanya!
-
Dana Transfer Dipangkas, Gubernur Sumbar Minta Pusat Ambil Alih Gaji ASN Daerah Rp373 T!
-
Menkeu Purbaya 'Semprot' Bobby Nasution Cs Usai Protes TKD Dipotong: Perbaiki Dulu Kinerja Belanja!
-
Para Gubernur Tolak Mentah-mentah Rencana Pemotongan TKD Menkeu Purbaya
-
Daftar Harga HP Xiaomi Terbaru Oktober 2025: Flagship Mewah hingga Murah Meriah
Terkini
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban
-
Langkah Tepat Pengobatan Kanker Ovarium: Masa Remisi Lebih Panjang Hingga Tahunan
-
Katarak yang Tidak Dioperasi Berisiko Meninggal Dunia Lebih Awal, Ini Alasannya
-
Pemantauan Aktif Vaksinasi Dengue di DKI Jakarta: Kolaborasi Menuju Nol Kematian 2030