Suara.com - Gaslighting dan playing victim merupakan dua istilah dengan makna yang berbeda. Gaslighting berarti tindakan manipulasi tidak sehat yang dapat membuat korbannya merasa rendah diri, mengalami kecemasan, depresi, sampai jatuh mental.
Sementara playing victim atau bermain korban merupakan sikap berlagak sebagai korban untuk membenarkan pelecehan terhadap orang lain, memanipulasi orang lain, strategi penjiplakan, mencari perhatian, atau tidak bertanggung jawab pada amanat yang diberikan padanya
Meski gaslighting dan playing victim merupakan dua hal berbeda, namun pada prakteknya, itu dapat dilakukan bersamaan.
Kata Psikologis Klinik Ika Amalia, dua hal tersebut dapat membuat pelaku memiliki motif yang kukuh.
“Gaslighting dan playing victim bisa dilakukan berbarengan. Jadi ketika orang melakukan ini, bisa juga playing victim. Sehingga ini bisa lebih kukuh,” ungkapnya dalam acara bertema How To Build a Strong Friendship, Minggu (13/6/2021) lalu.
Ia memberikan contoh, hal tersebut bisa terjadi pada pertemanan antara orang yang sulit diajak bercanda dengan orang yang terlalu sering bercanda.
"Kayak ‘Kan gue cuma bercanda, kok lu gitu sih? Gue harus gimana jadi temen lu?’. Dan itu bisa terjadi, jadi pelaku memanfaatkan untuk membuat korban terlihat lebih buruk,” katanya lebih lanjut.
Korban yang merasa tidak nyaman juga bisa dimanfaatkan oleh pelaku gaslighting dan playing victim. Itu dilakukan ketika pelaku seolah-olah menjadi korban saat menjalin hubungan pertemanan.
“Kamu yang tidak nyaman dengan keadaan tersebut, tapi seolah-olah pelaku tidak nyaman. Dan teman yang seperti ini patut diwaspadai,” ujarnya.
Baca Juga: Pada Wanita Dewasa, Konsumsi Makanan Sehat Dapat Meningkatkan Kesehatan Mental
Bagaimana caranya menghadapi seseorang yang pandai melakukan gaslighting dan playing victim?
Dilansir dari A Conscious Rethink, cara menghadapi orang yang melakukan playing victim yang pertama, adalah sayangi kesehatan mental. Berhadapan dengan seseorang seperti ini, tentu bisa menguras tenaga. Kedua, tinggalkan mereka yang punya sifat tersebut.
Sementara cara menghadapi seseorang yang melakukan gaslighting adalah perlunya memegang teguh kebenaran sendiri. Mengapa? Pelaku gaslighting terkadang pandai membuat korban menjadi ragu terhadap persepsi mereka. Sehingga, mereka yang lemah memilih untuk menerimanya.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- Pengamat Desak Kapolri Evaluasi Jabatan Krishna Murti Usai Isu Perselingkuhan Mencuat
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Profil Ratu Tisha dan Jejak Karier Gemilang di PSSI yang Kini Dicopot Erick Thohir dari Komite
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
Pilihan
-
Kemiskinan dan Ketimpangan Ekonomi RI Seperti Lingkaran Setan
-
Core Indonesia Sebut Kebijakan Menkeu Purbaya Suntik Rp200 Triliun Dinilai Salah Diagnosis
-
When Botanies Meets Buddies: Sporadies Meramban Bunga Jadi Cerita
-
Ternyata Ini Rahasia Kulit Cerah dan Sehat Gelia Linda
-
Kontras! Mulan Jameela Pede Tenteng Tas Ratusan Juta Saat Ahmad Dhani Usulkan UU Anti Flexing
Terkini
-
Pentingnya Cek Gula Darah Mandiri: Ini Merek Terbaik yang Banyak Dipilih!
-
Prestasi Internasional Siloam Hospitals: Masuk Peringkat Perusahaan Paling Tepercaya Dunia 2025
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan