Suara.com - Sebuah penelitian di Skotlandia menemukan virus corona Covid-19 varian Delta membawa risiko pasien rawat inap 2 kali lipat dibandingkan dengan varian Alpha, terutama pada pasien dengan 5 atau lebih penyakit penyerta.
Karena itu, Skotlandia pun menetapkan bahwa varian Delta ini menjadi strain virus corona Covid-19 yang paling dominan di negara itu sekitar sebulan yang lalu.
Para peneliti atas nama Kesehatan Masyarakat Skotlandia, menganalisis data menggunakan program pengawasan Covid-19 untuk menyelidiki risiko pasien rawat inap rumah sakit dan memperkirakan efektivitas vaksinasi guna mencegah risiko rawat inap akibat varian Delta.
Selama proses Penelitian antara 1 April hingga 6 Juni 2021, ada 19.543 kasus virus corona, 377 di antaranya memerlukan rawat inap. Dari rawat inap tersebut, 134 kasus adalah S gen-positif.
Dalam analisis sebelumnya, para peneliti telah menentukan bahwa 97 persen gen S, kasus positif yang diurutkan di Skotlandia adalah varian Delta. Sedangkan, 99 persen varian Delta adalah gen S positif. Kasus gen-negatif S diklasifikasikan sebagai infeksi varian Alpha.
Dalam data tersebut, para peneliti mencatat bahwa kasus positif gen S terjadi pada semua usia. Tapi, kasus positif gen S atau varian Delta ini paling banyak menimpa anak-anak usia muda dibandingkan varian Alpha.
Mereka juga menemukan bahwa kasus gen S positif dikaitkan dengan peningkatan risiko rawat inap, jika dibandingkan dengan kasus gen S negatif. Bahkan, orang yang memiliki banyak penyakit penyerta akan lebih berisiko tinggi.
Namun, mereka juga menemukan bahwa vaksin AstraZeneca maupun vaksin Pfizer terlah terbukti mampu mengurangi risiko infeksi dan rawat inap akibat varian Delta.
Sayangnya, perlindungan yang diberikan oleh kedua suntikan vaksin Covid-19 terhadap infeksi varian Delta tergolong lebih rendah dibandingkan varian Alpha.
Baca Juga: Waspada! 3 Gejala Utama Virus Corona Varian Delta
Sementara itu, para peneliti juga mencatat bahwa analisis ini bersifat observasional dan perkiraan efektivitas vaksin Covid-19 perlu ditarfsirkan dengan hati-hati.
"Ringkasnya, kami menunjukkan bahwa varian Delta di Skotlandia ditemukan paling banyak pada orang kelompok usia lebih muda," kata para peneliti dikutip dari Fox News.
Para peneliti pun menyimpulkan risiko pasien varian Delta rawat inap di rumah sakit juga meningkat 2 kali lipat dibandingkan pasien varian Alpha. Risiko rawat inap ini semakin meningkat bila seseorang memiliki 5 penyakit penyerta atau lebih.
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Perawatan Mata Modern di Tengah Maraknya Gangguan Penglihatan
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Susu Kambing Etawanesia Bisa Cegah Asam Urat, Ini Kata dr Adrian di Podcast Raditya Dika
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah