Suara.com - Dokter India memperingatkan kemungkinan munculnya penyakit radang saat terinfeksi Covid-19 pada anak-anak. Kondisi langka ini biasanya muncul empat hingga enam minggu setelah infeksi.
Dokter anak Kota New York, Amerika Serikat, Dr Dyan Hes mengatakan orangtua tidak perlu terlalu khawatir karena kasus tersebut masih sangat jarang.
Tetapi orangtua harus tetap memantau anak-anak jika terjadi gejala kondisi peradangan dan berpotensi fatal beberapa minggu setelah infeksi virus corona, kata Dyan.
Anak-anak yang menghadapi perjalanan Covid-19 tanpa gejala masih berisiko mengalami sindrom inflamasi multi-sistem (MIS-C) sekitar empat hingga enam minggu setelah infeksi. Laporan telah muncul di India tentang anak-anak yang dirawat di rumah sakit, sesak napas dengan penurunan tekanan darah, dan tes positif untuk antibodi Covid-19.
"Saya khawatir dengan kondisi ini. Kami tidak tahu seberapa dalam masalah ini. Yang mengkhawatirkan kami masih tidak memiliki data tentang beban penyakit ini di India," Dr. SP Kalantri, pengawas medis Rumah Sakit Kasturba dikutip dari Fox News.
Gelombang pertama Covid-19 terjadi di India mengakibatkan setidaknya 2.000 kasus MIS-C, data dari Indian Academy of Paediatrics Intensive Care Chapter.
Dr Aarti Kinikar, seorang dokter anak yang bekerja di Pune, Maharashtra, India barat, mengatakan kepada BBC tentang 30 kasus seperti itu sejak April, 13 di antaranya masih dirawat di rumah sakit. Sebagian besar telah menderita radang jantung atau miokarditis.
"Jumlahnya terlalu banyak setelah gelombang kedua," kata Kinikar.
Sebagai perbandingan, pada 3 Mei, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) telah melaporkan 35 kematian dan 3.742 kasus MIS-C, setengahnya di antara anak-anak berusia 5 hingga 13 tahun.
Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jateng Terus Melonjak , Candi Borobudur Ditutup Sementara
Badan tersebut menyarankan orangtua untuk segera menghubungi penyedia layanan kesehatan jika anak-anak menunjukkan gejala seperti demam dan sakit perut, mata merah, dada sesak atau nyeri, diare, kelelahan, sakit kepala, tekanan darah rendah, sakit leher, ruam dan muntah.
Gejala yang mendorong perawatan darurat segera termasuk kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan terus-menerus di dada, kebingungan baru, ketidakmampuan untuk bangun atau tetap terjaga dan tergantung pada warna kulit, kulit pucat, abu-abu, atau berwarna biru, bibir, atau alas kuku.
Berita Terkait
Terpopuler
- Bak Bumi dan Langit, Adu Isi Garasi Menkeu Baru Purbaya Yudhi vs Eks Sri Mulyani
- Kata-kata Elkan Baggott Jelang Timnas Indonesia vs Lebanon Usai Bantai Taiwan 6-0
- Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Dicopot
- Mahfud MD Terkejut dengan Pencopotan BG dalam Reshuffle Kabinet Prabowo
- Viral Murid SD Kompak Tolak Makan Gratis, Anak-Anak Jujur Masalahnya di Menu?
Pilihan
-
3 Kontroversi Purbaya Yudhi Sadewa di Tengah Jabatan Baru sebagai Menteri
-
Indonesia di Ujung Tanduk, Negara Keturunan Jawa Malah Berpeluang Lolos ke Piala Dunia 2026
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB, Terbaru September 2025
-
IHSG Jeblok Hingga 1 Persen di Sesi I Perdagangan Selasa Setelah Sertijab Menteri Keuangan
-
19 Tewas di Aksi Demo Anti Korupsi, Eks Persija Jakarta: Pemerintah Pembunuh!
Terkini
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!
-
HPV Masih Jadi Ancaman, Kini Ada Vaksin Generasi Baru dengan Perlindungan Lebih Luas
-
Resistensi Antimikroba Ancam Pasien, Penggunaan Antibiotik Harus Lebih Cerdas
-
Ini Alasan Kenapa Donor Darah Tetap Relevan di Era Modern