Suara.com - Saat ini terdapat sejumlah pilihan untuk melakukan skrining tes Covid-19 di Indonesia. Beberapa yang paling umum ialah swab tes antigen dan swab PCR.
Namun, di masyarakat sendiri masih seringkali terdapat kebingungan saat harus memilih tes Covid-19. Lantas, tes Covid-19 apa yang sebaiknya dipilih?
Dilansir dari Healthline, Tes polymerase chain reaction (PCR), disebut juga tes diagnostik atau tes molekuler adalah tes yang cukup banyak digunakan baik di fasilitas medis maupun di masyarakat. Ini dapat membantu mendiagnosis COVID-19 dengan mendeteksi materi genetik virus corona.
Tes PCR merupakan tes gold standar atau standar emas untuk diagnosis oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC), dan juga oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Tes PCR, yaitu pengujian NAAT atau pengujian asam nukleat dari virus itu sendiri, adalah yang paling sensitif. Dan itu, sebenarnya, untuk menyelesaikan proses pengujian, mereka perlu dilakukan di laboratorium yang cukup canggih." kata Dr Hanan Balkhy, Asisten Direktur Jenderal di WHO.
Sementara jenis kedua adalah tes antigen. Ini membantu mendiagnosis Covid-19 dengan mencari molekul tertentu yang ditemukan di permukaan virus SARS-CoV-2.
Tes ini dapat memberikan hasil hanya dalam waktu 15 menit dan tidak memerlukan analisis lab. Ini biasanya berupa tes antigen.
Meskipun tes cepat dapat memberikan hasil yang cepat, tes tersebut tidak seakurat tes PCR yang dianalisis di laboratorium.
Meskipun tes ini memberikan hasil yang cepat, tes antigen tidak seakurat tes laboratorium atau tes PCR karena memerlukan lebih banyak virus dalam sampel untuk melaporkan hasil positif.
Baca Juga: Epidemiolog Kritik Tes COVID-19 Jadi Ladang Bisnis: yang Jadi Korban Rakyat Bawah
Tes antigen bisa menimbulkan risiko tinggi memberikan hasil negatif palsu.
Negatif palsu berarti tes menunjukkan seorang tidak memiliki COVID-19 ketika ternyata orang itu benar-benar memilikinya.
Tes cepat jarang memberikan hasil positif palsu. Positif palsu adalah ketika Anda dites positif untuk COVID-19 ketika Anda tidak benar-benar memilikinya.
Dalam tinjauan studi Maret 2021 yang disebutkan sebelumnya, peneliti menemukan bahwa tes cepat dengan benar memberikan hasil positif COVID-19 pada 99,6 persen orang.
Berita Terkait
Terpopuler
- Mahfud MD Bongkar Sisi Lain Nadiem Makarim: Ngantor di Hotel Sulit Ditemui Pejabat Tinggi
- Pemain Keturunan Rp 20,86 Miliar Hubungi Patrick Kluivert, Bersedia Bela Timnas Oktober Nanti
- Ameena Akhirnya Pindah Sekolah Gegara Aurel Hermanyah Dibentak Satpam
- Cara Edit Foto yang Lagi Viral: Ubah Fotomu Jadi Miniatur AI Keren Pakai Gemini
- Ramai Reshuffle Kabinet Prabowo, Anies Baswedan Bikin Heboh Curhat: Gak Kebagian...
Pilihan
-
Dugaan Korupsi BJB Ridwan Kamil: Lisa Mariana Ngaku Terima Duit, Sekalian Buat Modal Pilgup Jakarta?
-
Awas Boncos! 5 Trik Penipuan Online Ini Bikin Dompet Anak Muda Ludes Sekejap
-
Menkeu Purbaya Sebut Mulai Besok Dana Jumbo Rp200 Triliun Masuk ke Enam Bank
-
iPhone di Tangan, Cicilan di Pundak: Kenapa Gen Z Rela Ngutang Demi Gaya?
-
Purbaya Effect, Saham Bank RI Pestapora Hari Ini
Terkini
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA
-
Efikasi 100 Persen, Vaksin Kanker Rusia Apakah Aman?
-
Tahapan Skrining BPJS Kesehatan Via Aplikasi dan Online
-
Rusia Luncurkan Vaksin EnteroMix: Mungkinkah Jadi Era Baru Pengobatan Kanker?
-
Skrining BPJS Kesehatan: Panduan Lengkap Deteksi Dini Penyakit di Tahun 2025
-
Surfing Jadi Jalan Perempuan Temukan Keberanian dan Healing di Laut
-
Bayi Rewel Bikin Stres? Rahasia Tidur Nyenyak dengan Aromaterapi Lavender dan Chamomile!
-
Varises Esofagus Bisa Picu BAB dan Muntah Darah Hitam, Ini Penjelasan Dokter Bedah
-
Revolusi Kesehatan Dimulai: Indonesia Jadi Pusat Inovasi Digital di Asia!