Jika anda tergolong pasien bergejala sedang maka harus diambil tindakan medis di rumah sakit rujukan terdekat. Isolasi dilakukan sepuluh hari sejak timbul gejala dan minimal tiga hari bebas gejala.
Terapi bisa dilakukan dengan mengkonsumsi oseltamivir atau favipiravir, remdesivir 200 mg/V azitromisin, kortikosteroid, vitamin C, vitamin D, dan zinc. Obat ditambah dengan antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan saran dari dokter, pengobatan komorbid bila ada, serta terapi O2 dengan arus sedang sampai tinggi.
Gejala Pasien Covid-19 Berat atau Kritis
Pasien berat atau kritis memiliki gejala yang sama dengan pasien ringan atau sedang. Hanya saja yang perlu diwaspadai adalah frekuensi napas yang mencapai lebih dari 30 kali per menit dengan saturasi oksigen kurang dari 95 persen.
Pasien gejala berat akan mengalami sesak napas dengan distres pernapasan. Jika terlambat ditangani pasien bisa berpotensi mengalami gagal napas, syok sepsis atau peradangan di seluruh tubuh, hingga multiorgan failure.
Jika sudah mengalami gejala berat, pasien harus dibawa ke HCU atau ICU RS rujukan. Perawatan dilakukan oleh dokter sampai pasien dinyatakan sembuh.
Selama perawatan pasien melakukan terapi dengan arahan dokter. Obat-obatan yang dikonsumsi antara lain favipiravir, remdesivir 200 mg/V azitromisin, kortikosteroid, vitamin C, vitamin D, dan zinc. Obat ditambah dengan antikoagulan LMWH/UFH berdasarkan saran dokter, pengobatan komorbid bila ada, dan pemasangan ventilator.
Itulah rincian perbedaan gejala ringan kena covid-19, gejala sedang kena covid-19, dan gejala berat kena covid-19 lengkap dengan cara penanganannya.
Kontributor : Nadia Lutfiana Mawarni
Baca Juga: Ngenes! Terapkan PPKM Darurat, Pemkot Tegal Tak Berikan Bansos
Tag
Berita Terkait
-
Korupsi Wastafel Rp43,59 Miliar saat Pagebluk Covid-19, SMY Ditahan Polisi
-
Katanya Ekonomi Tumbuh 5,12 Persen, Kok BI Pakai Skema saat Covid-19 demi Biayai Program Pemerintah?
-
Merasa Flu Terus-menerus? Jangan-jangan Itu Sinusitis, Kenali Tandanya
-
Alarm Kemanusiaan: 20 Anak di Sumenep Meninggal Akibat Campak, Menkes Turun Tangan
-
Orang Dewasa Bisa Cacingan? Picu Penyumbatan Usus dan Komplikasi Organ
Terpopuler
- 3 Fakta Menarik Skuad Timnas Indonesia Jelang Duel Panas Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- 15 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 27 September 2025, Kesempatan Raih Pemain OVR 109-113
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
Pilihan
-
Misi Bangkit Dikalahkan Persita, Julio Cesar Siap Bangkit Lawan Bangkok United
-
Gelar Pertemuan Tertutup, Ustaz Abu Bakar Baasyir Ungkap Pesan ke Jokowi
-
Momen Langka! Jokowi Cium Tangan Abu Bakar Ba'asyir di Kediamannya di Solo
-
Laga Klasik Timnas Indonesia vs Arab Saudi: Kartu Merah Ismed, Kemilau Boaz Solossa
-
Prabowo 'Ngamuk' Soal Keracunan MBG: Menteri Dipanggil Tengah Malam!
Terkini
-
Risiko Serangan Jantung Tak Pandang Usia, Pentingnya Layanan Terpadu untuk Selamatkan Nyawa
-
Bijak Garam: Cara Sederhana Cegah Hipertensi dan Penyakit Degeneratif
-
HD Theranova: Terobosan Cuci Darah yang Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Gagal Ginjal
-
Stres Hilang, Jantung Sehat, Komunitas Solid: Ini Kekuatan Fun Run yang Wajib Kamu Coba!
-
Jantung Sehat di Usia Muda: 5 Kebiasaan yang Wajib Kamu Tahu!
-
Infeksi Silang di Rumah Sakit? Linen Medis Antivirus Ini Jadi Solusi!
-
Golden Period Jadi Kunci, RS Ini Siapkan Layanan Cepat Tangani Stroke
-
Nada Tarina Pamer Bekas Jahitan Operasi, Kenapa Skoliosis Lebih Rentan pada Wanita?
-
Apa Itu Tylenol: Obat yang Diklaim Donald Trump Bisa Bikin Autis
-
Mengenal Osteosarcoma, Kanker Tulang Ganas yang Mengancam Nyawa Anak dan Remaja