Suara.com - Dalam bahasa Indonesia, yang dimaksud herd immunity adalah kekebalan kelompok. Konsep tersebut digadang-gadang menjadi cara jitu untuk mengatasi pandemi Covid-19.
Lantas seperti apa yang dimaksud dengan kekebalan kelompok? Benarkah Herd Immunity adalah cara atasi Covid-19?Berikut pengertian herd immunity dilansir dari laman resmi WHO.
Herd immunity adalah kekebalan kelompok atau dikenal juga sebagai kekebalan populasi. Herd immunity merupakan sebuah konsep yang digunakan untuk imunisasi yang yang tujuannya menjadikan suatu populasi dapat terlindung dari virus tertentu.
Tentu dengan syarat jika suatu ambang cakupan imunisasi tertentu telah tercapai. Perlu digarisbawahi pula, kekebalan kelompok bisa tercapai dengan cara melindungi orang dari virus bukan dengan memaparkan virus tersebut kepadanya.
Herd immunity bisa tercapai salah satunya dengan vaksin masal. Vaksin akan merangsang sistem imun tubuh kita untuk menciptakan protein yang dapat melawan penyakit. Protein tersebut disebut dengan antibodi.
Imunisasi tujuannya membuat orang bisa terlindung dari penyakit tertentu dan tidak dapat menyebarkannya, sehingga memutus rantai penularan.
Tidak harus memvaksinasi seluruh penduduk di dunia. Dalam konsep kekebalan kelompok, sebagian besar penduduk diimunisasi, sehingga menurunkan jumlah keseluruhan virus yang dapat menyebar ke seluruh populasi.
Contohnya pada virus campak yang membutuhkan 95 persen dari total populasi untuk divaksin. Sementara untuk polio bisa dicapai dengan 80 persennya.
Mencapai kekebalan populasi dengan cara vaksin dinilai lebih aman dan efektif untuk melindungi umat manusia dari virus tertentu. Vaksinasi dianggap ampuh untuk menyelamatkan nyawa dan membuat penularan penyakit menjadi lebih jarang.
Baca Juga: Pakai Masker Tak 100 Persen Lindungi Diri dari Covid-19, Begini Saran Dokter
Sayangnya untuk mencapai herd immunity diperlukan waktu yang cukup panjang. Bisa berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Hal ini tergantung pada kecepatan vaksinasi serta kekebalan yang timbul pasca vaksinasi.
Dalam virus Covid-19, Herd Immunity diprediksi bisa dicapai dengan kekebalan minimal 70 persen dari populasi. Namun, ada beberapa kendala yang memperlambat terjadinya kekebalan kelompok. Penghambat herd immunity di antaranya, lamanya proses vaksinasi hingga ketersediaan vaksin.
Sebelum herd immunity tercapai, manusia bisa melindungi diri dari virus dengan menerapkan protokol kesehatan, mulai dari menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan. Mengurangi aktivitas yang menimbulkan kerumunan juga bisa menekan laju penularan covid-19.
Dengan demikian memang benar bahwa Herd Immunity adalah cara atasi Covid-19 tapi prosesnya butuh waktu yang lama. Untuk itu, jika mendapat kesempatan vaksinasi covid-19 jangan disia-siakan.
Kontributor : Lolita Valda Claudia
Tag
Berita Terkait
-
Pakai Masker Tak 100 Persen Lindungi Diri dari Covid-19, Begini Saran Dokter
-
Menkes Ajak 11 Telemedicine: Pasien Covid Isoman Bisa Konsul Dokter dan Dapat Obat Gratis
-
Viral Jarum Suntik Vaksin Pakai Bekas Pasien COVID-19, Nakes Lapor Polisi
-
Vaksin Covid-19 Johnson & Johnson Diklaim Efektif Melawan Varian Delta
-
Layanan Tanggap Darurat Covid-19 di Balai Wyata Guna Bandung
Terpopuler
- Terungkap! Kronologi Perampokan dan Penculikan Istri Pegawai Pajak, Pelaku Pakai HP Korban
- Promo Superindo Hari Ini 10-13 November 2025: Diskon Besar Awal Pekan!
- 5 Rekomendasi Motor yang Bisa Bawa Galon untuk Hidup Mandiri Sehari-hari
- 5 Bedak Padat yang Bagus dan Tahan Lama, Cocok untuk Kulit Berminyak
- 5 Parfum Aroma Sabun Mandi untuk Pekerja Kantoran, Beri Kesan Segar dan Bersih yang Tahan Lama
Pilihan
-
Tekad Besar Putu Panji Usai Timnas Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U-17 2025
-
Cek Fakta: Viral Isu Rektor UGM Akui Jokowi Suap Rp100 Miliar untuk Ijazah Palsu, Ini Faktanya
-
Heimir Hallgrimsson 11 12 dengan Patrick Kluivert, PSSI Yakin Rekrut?
-
Pelatih Islandia di Piala Dunia 2018 Masuk Radar PSSI Sebagai Calon Nahkoda Timnas Indonesia
-
6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
Terkini
-
BRIN Uji Rokok Elektrik: Kadar Zat Berbahaya Lebih Rendah, Tapi Perlu Pengawasan
-
Sering Luput Dari Perhatian Padahal Berbahaya, Ketahui Cara Deteksi dan Pencegahan Aritmia
-
Vape Bukan Alternatif Aman: Ahli Ungkap Risiko Tersembunyi yang Mengintai Paru-Paru Anda
-
Kesehatan Perempuan dan Bayi jadi Kunci Masa Depan yang Lebih Terjamin
-
8 Olahraga yang Efektif Menurunkan Berat Badan, Tubuh Jadi Lebih Bugar
-
Cara Efektif Mencegah Stunting dan Wasting Lewat Nutrisi yang Tepat untuk Si Kecil
-
Kisah Pasien Kanker Payudara Menyebar ke Tulang, Pilih Berobat Alternatif Dibanding Kemoterapi
-
Pengobatan Kanker dengan Teknologi Nuklir, Benarkah Lebih Aman dari Kemoterapi?
-
Data BPJS Ungkap Kasus DBD 4 Kali Lebih Tinggi dari Laporan Kemenkes, Ada Apa?
-
Camping Lebih dari Sekadar Liburan, Tapi Cara Ampuh Bentuk Karakter Anak