Suara.com - Setelah virus corona varian delta dan varian lambda yang menjadi varian perhatian, varian epsilon dari SARS-CoV-2 juga turut menjadi perhatian para peneliti.
Sebuah Penelitian menunjukkan bahwa varian epsilon ini memiliki 3 mutasi pada protein lonjakannya yang bisa menembus kekebalan atau perlindungan dari vaksin Covid-19.
Varian epsilon ini pertama kali terdeteksi di California, AS pada Juli 2020 lalu. Varian epsilon yang merupakan garis keturunan B.1.429 juga dikenal sebagai CAL.20C, yang merupakan varian virus corona.
Varian epsilon ini memiliki lima mutasi yang menentukan di mana L452R menjadi perhatian khusus.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) telah mengkategorikan varian epsilon dan B.1.427 sebagai varian perhatian, karena lonjakan kasus yang mendadak di California.
Studi pracetak menunjukkan bahwa varian epsilon itu sekitar 20 persen lebih mudah menular daripada mutasi virus corona Covid-19 sebelumnya yang ditemukan pertama kali di China.
Para ahli menyarankan bahwa mutasi spesifik pada varian epsilon termasuk 3 protein lonjakan yang menjadi perhatian itu membantu virus menembus kekebalan, yang terbentuk setelah suntik vaksin Covid-19 atau setelah terinfeksi virus corona sebelumnya.
Menurut peneliti dari University of Washington dan laboratorium Vir Biotechnology yang berbasis di San Francisco, varian epsilon memiliki tiga mutasi protein lonjakan yang membantunya melemahkan vaksin Covid-19 hingga 70 persen.
Para ilmuwan mencatat bahwa tiga mutasi pada protein lonjakan varian epsilon mengurangi efektivitas antibodi dalam aliran darah seseorang, yang dihasilkan dari suntik vaksin atau infeksi Covid-19 sebelumnya.
Baca Juga: Waspada! Ini Ciri-ciri Covid-19 Varian Delta yang Wajib Diketahui
Setelah menguji ketahanan plasma darah dari orang yang divaksinasi dan mereka yang pernah terpapar virus corona, peneliti menemukan bahwa kemampuan untuk menetralkan varian epsilon juga berkurang menjadi 2 hingga 3,5 kali.
Selain kebal terhadap vaksin, varian epsilon ini juga kebal dari antibodi monoklonal spesifik yang digunakan dalam pengobatan pasien virus corona Covid-19 ringan dan sedang.
"Mutasi memberikan varian virus corona untuk benar-benar menghindari antibodi monoklonal spesifik yang digunakan di klinik dan mengurangi efektivitas antibodi dari plasma orang yang divaksinasi," jelas Penelitian dikutip dari Times of India.
Berita Terkait
Terpopuler
- Cara Edit Foto Pernikahan Pakai Gemini AI agar Terlihat Natural, Lengkap dengan Prompt
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Anak Jusuf Hamka Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Tol, Ada Apa dengan Proyek Cawang-Pluit?
- Dedi Mulyadi 'Sentil' Tata Kota Karawang: Interchange Kumuh Jadi Sorotan
- Ditunjuk Jadi Ahli, Roy Suryo Siapkan Data Akun Fufufafa Dukung Pemakzulan Gibran
Pilihan
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
-
DPR 'Sentil' Menkeu Purbaya, Sebut Kebijakan Rp200 Triliun Cuma Jadi Beban Bank & Rugikan Rakyat!
-
Ivan Gunawan Blak-blakan: Dijauhi Teman Pesta Usai Hijrah dan Risih Dipanggil 'Haji'
-
5 Prompt AI Viral: Ubah Fotomu Jadi Anime, Bareng Idol K-Pop, Sampai Action Figure
-
Media Belanda Julid ke Eliano Reijnders yang Gabung Persib: Penghangat Bangku Cadangan, Gagal
Terkini
-
Anak Bentol Setelah Makan Telur? Awas Alergi! Kenali Gejala dan Perbedaan Alergi Makanan
-
Alergi Makanan Anak: Kapan Harus Khawatir? Panduan Lengkap dari Dokter
-
Pijat Bukan Sekadar Relaksasi: Cara Alami Menjaga Kesehatan Fisik dan Mental
-
3.289 Kasus Baru Setiap Tahun: Mengenal Multiple Myeloma Lebih Dekat Sebelum Terlambat
-
Konsistensi Lawan Katarak Kongenital, Optik Ini Raih Penghargaan Nasional
-
Apa Itu HB Dosting Hexyl? Doktif Klaim Hexylresorcinol Pengganti Hydroquinone
-
Perempuan Wajib Tahu! 10.000 Langkah Sederhana Selamatkan Tulang dari Pengeroposan
-
Kemenkes Catat 57 Persen Orang Indonesia Sakit Gigi, Tapi Cuek! Ini Dampak Ngerinya Bagi Kesehatan
-
5 Rekomendasi Obat Cacing yang Aman untuk Anak dan Orang Dewasa, Bisa Dibeli di Apotek
-
Sering Diabaikan, Masalah Pembuluh Darah Otak Ternyata Bisa Dideteksi Dini dengan Teknologi DSA