Suara.com - Presiden Joko Widodo optimistis bahwa target her immunity di Jakarta dan Bali bisa tercapai pada Agustus 2021 mendatang.
Dalam Ratas Evaluasi PPKM Darurat, Istana Merdeka, Presiden Jokowi mengatakan bahwa Jakarta dan Bali merupakan provinsi dengan cakupan vaksinasi tertinggi di Indonesia.
"Bali sudah 81 persen dosis yang sudah disuntikkan, DKI sudah 72 persen, ini saya kira Agustus sudah bisa masuk ke herd immunity," ujar Jokowi dalam Ratas Evaluasi PPKM Darurat, Istana Merdeka, dikutip dari laman Sekretariat Kabinet, Sabtu, (17/7/2021).
Menanggapi hal tersebut, Ahli Epidemiolog dari Grifith University, Dicky Budiman mengatakan herd immunity merupakan capaian jangka panjang. Dicky menegaskan, itu bukan melulu tentang mencapai target vaksinasi Covid-19 hingga 85 persen.
"Jangankan Indonesia, level dunia saja herd immunitynya saja makin jauh, makin susah, makin diujung sana," kata Dicky saat dihubungi Suara.com, Sabtu, (17/7/2021).
Menurutnya ada sejumlah hal yang penting untuk dipahami ketika bicara soal herd immunity. Pertama ialah terkait dengan cakupan dari vaksinasi dan efek proteksi yang diberikan.
"Pertama cakupan vaksinasi yang harus terbukti, vaksin yang diberikkan memberikan efek porteksi dalam mencegah penularan," ujar Dicku.
"Kalau vaksin itu tidak memiliki efikasi pencegah penularan, ya seperti saat ini, semua vaksin yang ada saat ini, tidak bisa mencegah penularan dengan memadai, itu membuat herd immunity jadi lama dan tidak tahu kapan."
Kedua, lanjut Dicky, ialah soal cakupan vaksinasi pada kelompok usia anak, ibu hamil. Belum lagi juga terkait dengan alokasi vaksin yang memadai untuk bisa melindungi dari varian delta masih terbatas.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Kaltim Akhir Pekan Ini Melandai, Pasien Tambah 1.667 Orang
"Herd immunity ini ada variabel angka reproduksi yang dibawah 1, ini ditentukan adanya 3T dan 5T yang masih jadi pr kita," kata Dicky.
Belum lagi adanya kelompok antivaksin dan yang menolak. Menurutnya, narasi yang mesti dibangun pemerintah saat ini ialah memberikan vaksin sebanyak mungkin.
Lebih jauh Dicky mengatakan bahwa vaksinasi memang penting, namun tidak bisa hanya mengandalkan pada satu cara.
"Dalam perang kita, yang strategi pertama itu 3T, kalau 3T dilakukan cukup rapid antigen sudah bisa," ujar Dicky.
Berita Terkait
Terpopuler
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Fakta Viral Kakek 74 Tahun Nikahi Gadis 24 Tahun, Maharnya Rp 3 Miliar!
- Promo Super Hemat di Superindo, Cek Katalog Promo Sekarang
- Tahu-Tahu Mau Nikah Besok, Perbedaan Usia Amanda Manopo dan Kenny Austin Jadi Sorotan
Pilihan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
-
Cuma Satu Pemain di Skuad Timnas Indonesia Sekarang yang Pernah Bobol Gawang Irak
-
4 Rekomendasi HP Murah dengan MediaTek Dimensity 7300, Performa Gaming Ngebut Mulai dari 2 Jutaan
-
Tarif Transjakarta Naik Imbas Pemangkasan Dana Transfer Pemerintah Pusat?
Terkini
-
Terungkap! Ini Rahasia Otak Tetap Prima, Meski di Usia Lanjut
-
Biar Anak Tumbuh Sehat dan Kuat, Imunisasi Dasar Jangan Terlewat
-
Toko Roti Online Bohong Soal 'Gluten Free'? Ahli Gizi: Bisa Ancam Nyawa!
-
9.351 Orang Dilatih untuk Selamatkan Nyawa Pasien Jantung, Pecahkan Rekor MURI
-
Edukasi PHBS: Langkah Kecil di Sekolah, Dampak Besar untuk Kesehatan Anak
-
BPA pada Galon Guna Ulang Bahaya bagi Balita, Ini yang Patut Diwaspadai Orangtua
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya