Suara.com - Vaksin Covid-19 telah terbukti mampu meminimalkan risiko infeksi dan komplikasi terkait virus corona Covid-19. Bila seseorang yang sudah vaksin Covid-19 terinfeksi virus corona, mereka kemungkinan besar bergejala ringan dan memiliki viral load jauh lebih rendah.
Seperti yang kita tahu, banyak pasien virus corona yang mengalami Long Covid-19. Long Covid-19 adalah gejala virus corona Covid-19 berkepanjangan yang terus berdampak pada kesehatan serta kesejahteraan pasien secara keseluruhan.
Sebenarnya, banyak penyakit yang bisa menyebabkan gejala menatap. Tapi, sejauh ini Long Covid-19 adalah efek jangka panjang yang paling parah akibat virus corona Covid-19.
Beberapa gejala yang dialami oleh pasien Long Covid-19, termasuk batuk terus-menerus, sesak napas, nyeri dada, penyakit pencernaan, kelemahan, kelelahan, myalgia, kecemasan, insomnia dan lainnya.
Vaksin Covid-19 memang bekerja cukup baik untuk menurunkan risiko infeksi virus corona. Tapi, vaksin Covid-19 tidak sepenuhnya melindungi diri kita. Karena, sudah muncul banyak varian virus corona Covid-19 yang dinilai lebih menular.
Setelah vaksinasi, tingkat kekabalan kita akan mencapai puncaknya. Hal ini akan menurunkan risiko infeksi, rawat inap dan kematian akibat virus corona Covid-19.
Namun dilansir dari Times of India, orang yang sudah vaksinasi dan terinfeksi virus corona Covid-19 masih berisiko mengalami Long Covid-19. Meskipun dugaan ini belum didukung bukti yang menentukan tingkat risikonya.
Para ilmuwan hanya bisa berharap bahwa vaksin Covid-19 bisa bekerja baik untuk mengurangi risiko infeksi, meringankan gejala dan mencegah komplikasi jangka panjang akibat virus tersebut.
Sebenarnya, para ahli medis di seluruh dunia tidak hanya memiliki bukti konklusif mengenai penyebab Long Covid-19. Tapi, Long Covid-19 juga bisa memakan waktu lebih lama untuk pulih tanpa bantuan obat.
Baca Juga: China Shock WHO Masih Ngotot Cari Asal Usul Virus Corona di Negaranya
Karena itu, dokter mengatakan Long Covid-19 masih akan membuat pasien virus corona sembuh mengalami kesakitan dan membutuhkan perawatan medis. Sehingga mereka berusaha mempelajari risiko Long Covid-19 berkepanjangan dan cara kerja vaksin Covid-19.
Berita Terkait
Terpopuler
- Erick Thohir Umumkan Calon Pelatih Baru Timnas Indonesia
- 4 Daftar Mobil Kecil Toyota Bekas Dikenal Ekonomis dan Bandel buat Harian
- 5 Lipstik Transferproof untuk Kondangan, Tidak Luntur Dipakai Makan dan Minum
- 5 Rekomendasi Sepatu Running Selevel Adidas Adizero Versi Lokal, Lentur dan Kuat Tahan Beban
- 8 City Car yang Kuat Nanjak dan Tak Manja Dibawa Perjalanan Jauh
Pilihan
-
Harga Minyak Dunia Melemah, di Tengah Upaya Trump Tekan Ukraina Terima Damai dengan Rusia
-
Indonesia jadi Raja Sasaran Penipuan Lowongan Kerja di Asia Pasifik
-
Kisah Kematian Dosen Untag yang Penuh Misteri: Hubungan Gelap dengan Polisi Jadi Sorotan
-
Kisi-Kisi Pelatih Timnas Indonesia Akhirnya Dibocorkan Sumardji
-
Hasil Drawing Play Off Piala Dunia 2026: Timnas Italia Ditantang Irlandia Utara!
Terkini
-
50 Persen Penduduk Indonesia Berisiko Osteoporosis, Kenapa Gen X Paling Terancam?
-
Waduh! Studi Temukan Bukti Hewan Ternak Makan Sampah Plastik, Bahayanya Apa Buat Kita?
-
Terobosan Penanganan Masalah Bahu: Dari Terapi Non-Bedah hingga Bedah Minim Invasif
-
Cuaca Berubah-ubah Bikin Sakit? Ini 3 Bahan Alami Andalan Dokter untuk Jaga Imunitas!
-
Review Lengkap Susu Flyon: Manfaat, Komposisi, Cara Konsumsi dan Harga Terbaru
-
BPOM: Apotek Jangan Asal Berikan Antibiotik ke Pembeli, Bahaya Level Global
-
Teknologi Jadi Kunci: Ini Pendekatan Baru Cegah Stunting dan Optimalkan Tumbuh Kembang Anak
-
Gak Perlu Marah di Grup WA Lagi, Call Centre 127 Siap Tampung Keluhan Soal Program MBG
-
5 Pilihan Sampo untuk Dermatitis Seboroik, Mengatasi Gatal dan Kulit Kepala Sensitif
-
Alasan Penting Dokter Bukan Cuma Perlu Belajar Pengobatan, Tapi Juga 'Seni' Medis