Suara.com - Ivermectin, obat yang digunakan untuk mengobati parasit seperti kudis pada manusia dan cacing usus pada sapi, diskrining pada tahun 2020 untuk melawan Covid-19. Tes laboratorium menyatakan adanya efek lemah pada virus SARS-CoV-2 dalam tabung reaksi tetapi tampaknya tidak layak pada manusia karena dosis yang dibutuhkan akan besar.
Namun melansir dari Medical Xpress, uji coba awal kecil menemukan adanya efek Covid-19 pada penurunan risiko kematian. Para peneliti dari proyek ini berkolaborasi dengan kelompok penyakit infeksi berbasis LSTM (CIDG) untuk melakukan tinjauan dalam basis data Cochrane dari ulasan sistematis.
Penelitian dilakukan untuk mengeksplorasi efek ivermectin dalam mencegah dan mengobati infeksi Covid-19.
Penulis ulasan mencakup 14 uji coba terkontrol secara acak dengan 1678 peserta. Pengobatan pasien Covid-19 ringan hingga sedang diselidiki dalam 13 studi yang membandingkan ivermectin dengan plasebo atau tanpa perawatan selain perawatan biasa dalam lengan penelitian.
Hanya satu penelitian yang menyelidiki pencegahan infeksi SARS-CoV-2 dan membandingkan Ivermectin tanpa perawatan. Tinjauan itu melihat efek ivermectin pada jumlah kematian, apakah kondisi pasien memperburuk atau membaik, dan efek yang tidak diinginkan.
Review Cochrane tidak dapat mengkonfirmasi apakah Ivermectin (dikelola di rumah sakit atau sebagai rawat jalan) dibandingkan dengan plasebo atau perawatan biasa, mengarah pada kematian yang lebih banya atau lebih sedikit setelah satu bulan.
Studi juga tak membuktikan apakah ivermectin meningkatkan atau mengurangi keparah, dan tidak membuktikan adanya efe meningkatkan atau mengurangi percepatan tes covid-19 negatif. Demikian juga, ulasan tidak dapat mengkonfirmasi apakah ivermectin mencegah infeksi SARS-COV-2 atau mengurangi jumlah kematian setelah paparan berisiko tinggi.
"Kurangnya bukti kualitas yang baik tentang kemanjuran dan keselamatan ivermectin muncul dari penelitian yang sebagian besar terdiri dari RCT kecil, tidak cukup berkualitas, terbatas terkait dengan desain penelitian," ujar penulis utama pada ulasan, Maria POPP dan Stephanie Weibel.
"Bukti saat ini tidak mendukung penggunaan Ivermectin untuk mengobati atau mencegah Covid-19 kecuali mereka adalah bagian dari uji coba acak yang dirancang dengan baik," imbuhnya.
Baca Juga: GAWAT! Sudah Ada 17 Kasus Covid-19 Varian Delta di Banten Hingga Jadi Sorotan WHO
Paul Garner, editor koordinasi CIDG, mengatakan bahwa ulasan ini bagus dan berasal dari tim berpengalaman.
"Penggunaan Ivermectin didorong oleh beberapa penelitian di mana ukuran efek untuk Ivermectin terus terang tidak kredibel," ujar Garner.
Berita Terkait
Terpopuler
- 3 Link DANA Kaget Khusus Hari Ini, Langsung Cair Bernilai Rp135 Ribu
- Karawang di Ujung Tanduk Sengketa Tanah: Pemerintah-BPN Turun Gunung Bahas Solusi Cepat
- 5 Fakta Heboh Kasus Video Panas Hilda Pricillya dan Pratu Risal yang Guncang Media Sosial
- 14 Kode Redeem FC Mobile Hari Ini 7 Oktober 2025, Gaet Rivaldo 112 Gratis
- Jadwal dan Lokasi Penukaran Uang Baru di Kota Makassar Bulan Oktober 2025
Pilihan
-
Ragnar Oratmangoen Ujung Tombak, Ini Susunan Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
BREAKING NEWS! Tanpa Calvin Verdonk, Ini Pemain Timnas Indonesia vs Arab Saudi
-
Waketum PSI Dapat Tugas dari Jokowi Usai Laporkan Penyelewengan Dana PIP
-
Ole Romeny Diragukan, Siapa Penyerang Timnas Indonesia vs Arab Saudi?
-
Wasapada! Trio Mematikan Arab Saudi Siap Uji Ketangguhan Timnas Indonesia
Terkini
-
Langsung Pasang KB Setelah Menikah, Bisa Bikin Susah Hamil? Ini Kata Dokter
-
Dana Desa Selamatkan Generasi? Kisah Sukses Keluarga SIGAP Atasi Stunting di Daerah
-
Mulai Usia Berapa Anak Boleh Pakai Behel? Ria Ricis Bantah Kabar Moana Pasang Kawat Gigi
-
Varises Mengganggu Penampilan dan Kesehatan? Jangan Panik! Ini Panduan Lengkap Mengatasinya
-
Rahasia Awet Muda Dibongkar! Dokter Indonesia Bakal Kuasai Teknologi Stem Cell Quantum
-
Belajar dari Kasus Ameena, Apakah Permen Bisa Membuat Anak Sering Tantrum?
-
Bukan Sekadar Gadget: Keseimbangan Nutrisi, Gerak, dan Emosi Jadi Kunci Bekal Sehat Generasi Alpha
-
Gerakan Kaku Mariah Carey saat Konser di Sentul Jadi Sorotan, Benarkah karena Sakit Fibromyalgia?
-
Di Balik Rak Obat dan Layar Digital: Ini Peran Baru Apoteker di Era Kesehatan Modern
-
Kesibukan Kerja Kerap Tunda Pemeriksaan Mata, Layanan Ini Jadi Jawaban