Suara.com - Ibu hamil mana pun dapat mengalami komplikasi selama kehamilan terlepas dari berapa banyak bayi yang dikandungnya. Tetapi hamil anak kembar memiliki risiko lebih tinggi daripada kehamilan tunggal.
Selain menahan beban lebih banyak, ibu hamil anak kembar bisa mempunyai risiko komplikasi yang lebih banyak. Dilansir dari The Healthsite, berikut beberapa komplikasi yang dapat dialami ibu hamil anak kembar adalah:
1. Persalinan prematur
Jika Anda hamil anak kembar, maka Anda mungkin mengalami persalinan prematur (sebelum 37 minggu) dibandingkan dengan wanita yang hanya mengandung satu bayi. Bayi yang lahir prematur berisiko mengalami komplikasi lain seperti berat badan lahir rendah.
2. Hipertensi gestasional (tekanan darah tinggi selama kehamilan)
Hal ini dapat menyebabkan preeklamsia. Komplikasi terkait dengan tekanan darah tinggi terlihat lebih banyak pada wanita yang membawa banyak bayi dibandingkan dengan wanita hamil dengan hanya satu bayi.
3. Diabetes gestasional
Anda dapat mengembangkan diabetes selama kehamilan karena peningkatan produksi hormon dari plasenta.
4. Solusio plasenta
Baca Juga: Paris Hilton Bantah Kabar Hamil dengan Tunangan: Aku Menunggu Sampai Menikah
Kondisi ini terjadi ketika plasenta terlepas (terpisah) dari dinding rahim seseorang sebelum melahirkan. Ini adalah situasi darurat. Solusio plasenta umumnya terlihat pada wanita yang mengandung banyak anak.
5. Pembatasan pertumbuhan janin
Kondisi ini juga bisa disebut pembatasan pertumbuhan intrauterin (IUGR) atau kecil untuk usia kehamilan (SGA). Ini adalah saat satu atau lebih bayi Anda tidak tumbuh dengan baik. Kondisi ini menyebabkan kelahiran prematur dengan berat badan lahir rendah.
6. Twin-to-twin transfusi syndrome (TTTS)
Ini adalah kondisi kehamilan langka yang mempengaruhi kembar identik atau kelipatan lainnya. TTTS terjadi pada kehamilan di mana kembar berbagi satu plasenta (setelah lahir) dan jaringan pembuluh darah yang memasok oksigen dan nutrisi penting untuk perkembangan di dalam rahim.
Kadang-kadang sambungan pembuluh darah di dalam plasenta tidak disalurkan secara merata dan terjadi ketidakseimbangan dalam pertukaran darah antara si kembar. Kembar penerima menerima terlalu banyak darah dan rentan terhadap kerja jantung yang berlebihan dan komplikasi jantung lainnya.
Berita Terkait
Terpopuler
- 5 Sepatu Running Lokal Paling Juara: Harga Murah, Performa Berani Diadu Produk Luar
- 7 Bedak Padat yang Awet untuk Kondangan, Berkeringat Tetap Flawless
- 8 Mobil Bekas Sekelas Alphard dengan Harga Lebih Murah, Pilihan Keluarga Besar
- 5 Rekomendasi Tablet dengan Slot SIM Card, Cocok untuk Pekerja Remote
- 7 Rekomendasi HP Murah Memori Besar dan Kamera Bagus untuk Orang Tua, Harga 1 Jutaan
Pilihan
-
Pertemuan Mendadak Jusuf Kalla dan Andi Sudirman di Tengah Memanasnya Konflik Lahan
-
Cerita Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Jenuh Dilatih Guardiola: Kami seperti Anjing
-
Mengejutkan! Pemain Keturunan Indonesia Han Willhoft-King Resmi Pensiun Dini
-
Kerugian Scam Tembus Rp7,3 Triliun: OJK Ingatkan Anak Muda Makin Rawan Jadi Korban!
-
Ketika Serambi Mekkah Menangis: Mengingat Kembali Era DOM di Aceh
Terkini
-
Klinik Safe Space, Dukungan Baru untuk Kesehatan Fisik dan Mental Perempuan Pekerja
-
Mengubah Cara Pandang Masyarakat Terhadap Spa Leisure: Inisiatif Baru dari Deep Spa Group
-
Terobosan Baru Lawan Kebutaan Akibat Diabetes: Tele-Oftalmologi dan AI Jadi Kunci Skrining
-
5 Buah Tinggi Alkali yang Aman Dikonsumsi Penderita GERD, Bisa Mengatasi Heartburn
-
Borobudur Marathon Jadi Agenda Lari Akhir 2025
-
Waspada Konsumsi Minuman Soda Diet, Temuan Terbaru Sebut Risiko Penyakit Hati Naik hingga 60%
-
Inovasi Kedokteran Gigi yang Siap Ubah Layanan Kesehatan Mulut Indonesia
-
Waspada "Diabesity", Mengapa Indonesia Jadi Sarang Penyakit Kombinasi Diabetes dan Obesitas?
-
Gaya Hidup Modern Picu Kelelahan, Inovasi Wellness Mulai Dilirik Masyarakat Urban
-
Rahasia Anak Tumbuh Percaya Diri dan Kreatif, Jessica Iskandar Beberkan Kuncinya